JAKARTA, Cobisnis.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Jokowi menyampaikan kondisi setiap Negara tengah menghadapi pelemahan ekonomi global salah satunya terlihat dari melemahnya mata uang terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
“Di tengah pelemahan ekonomi global kita mesti bersyukur growth kita masih di atas 5 persen. Jika kita liat persentase depresiasi mata uang kita juga masih aman, aman untuk sektor riil, keuangan, dan aman untuk inflasi,” kata Jokowi dalam sambutannya di Acara BNI Investor Daily Summit, Selasa, 24 Oktober.
Jokowi mengatakan sempat menerima laporan terkait perkembangan situasi perekonomian terkini dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Dalam laporan tersebut, diberitahukan pertumbuhan kredit perbankan masih pada level 8,69 persen.
“Kemarin saya bertemu dengan Gubernur BI dan OJK, saya tanya pertumbuhan kredit di angka berapa?, menurut saya masih baik di 8,69 persen, menurut saya ini angka yang cukup baik,” jelasnya
Jokowi menambahkan kebijakan suku bunga yang tinggi di Amerika Serikat (AS) juga ikut mengancam stabilitas ekonomi Indonesia. Serta membuat banyak arus modal keluar dan masuk ke Amerika Serikat.
“Kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu yang lama oleh AS juga semakin merumitkan (kondisi ekonomi) terutama negara berkembang, capital outflow kembali lari ke AS, merumitkan kita semua,” terangnya.
Jokowi menambahkan, pemerintah akan terus mengalkulasi kondisi keuangan Negara untuk mengetahui seberapa kuat ketahanan ekonomi Indonesia dalam bertahan.
“Betul-betul harus kita kalkulasi, tahan sampai kapan, kalau APBN saya cek sampai Jumat, 13 Oktober kemarin Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani masih pegang uang menurut saya masih gede bangetlah, kira-kira Rp616 triliun,” tuturnya
“Tadi pagi saya ketemu Bu Srimul [Sri Mulyani], dia masih senyum saya masih tenang, tetapi kalau [Srimul] sudah gak ada senyumnya mesti tanda tanya,” pungkas Jokowi.
Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,38 persen ke level Rp15.933 per dolar AS pada perdagangan kemarin Senin, 23 Oktober.
Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indoesia, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 15.943 melemah dari Rp 15.856 pada hari perdagangan sebelumnya.