JAKARTA, Cobisnis.com – PT Indofarma Tbk (“Perseroan”) menggelar Public Expose Tahun Buku 2020 di Hotel Fairmont Jakarta, Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Public Expose ini diselenggarakan dalam rangka memenuhi Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, butir V tentang Public Expose.
Pada Tahun 2020, Perseroan konsisten menerapkan kebijakan Turn A round Management sehingga diharapkan dapat memperkuat performa Perseroan. Secara garis besar, terdapat 3 (tiga) fokus utama dalam Turn A round Management, yaitu mengutamakan pengembangan portofolio produk dan bisnis, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan optimalisasi kegiatan operasional.
Perseroan berhasil mencatatkan Penjualan Bersih sebesar Rp1.715,59 miliar, meningkat sebesar Rp356,41 miliar atau 26,22% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp1.359,18 miliar.
Peningkatan Penjualan Bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen Alat Kesehatan dan Obat-obatan sesuai dengan strategi Turn Around Management.
Dari sisi pengendalian biaya, Perseroan berhasil menekan Beban Pokok Penjualan dari 81,58% di tahun 2019 menjadi 76,65% di tahun 2020 atau turun sebesar 4,93%.
Dengan dapat ditekannya Beban Pokok Penjualan, Perseroan mampu membukukan Gross Profit Margin Rp400,59 miliar di tahun 2020 atau naik 60% dibandingkan dari tahun sebelumnya Rp250,36 miliar.
Perseroan juga berhasil melakukan penghematan Beban Penjualan dan Beban Administrasi Umum terhadap Penjualan dari 16,79% di tahun 2019 menjadi 15,58% di tahun 2020.
Secara operasional, Perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi penghematan biaya sehingga mampu mendapatkan EBITDA Rp164 miliar di tahun 2020 dibandingkan EBITDA tahun 2019 sebesar Rp45 miliar atau tumbuh sebesar 364%.
Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, Perseroan membukukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp38,50 miliar yang berdampak terhadap tergerusnya Laba Bersih Perseroan sehingga Perseroan hanya membukukan Laba Bersih sebesar Rp30,00 juta. Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent Perseroan.
Pada Tahun 2021, Perseroan terus berupaya untuk menangkap peluang bisnis demi mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Strategi penguatan kinerja yang akan dilakukan Perseroan berfokus pada High – Performance Enterprises, Sales Portofolio
Jakarta, 20 Mei 2021 Strategy, Product Portofolio Strategy, Supply Chain Management, Cash Flow Management, Human Capital Development, Business Process Alignment, dan Discipline of Execution. Dengan strategi tersebut, Perseroan berkeyakinan mampu mewujudkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.
Kinerja Keuangan Perseroan TW 1 – 2021
Pada kuartal pertama 2021, Perseroan berhasil mencatatkan Penjualan Bersih sebesar Rp373,20 miliar, meningkat sebesar Rp225,04 miliar atau 152% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp148,16.
Peningkatan Penjualan Bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen Ethical sebesar Rp191,87 miliar dan Alat Kesehatan sebesar Rp175,49 miliar. Keberhasilan peningkatan penjualan tersebut berkontribusi positif pada pencapaian laba bersih Perseroan Rp1,8 miliar setelah mengalami kerugian bersih Rp21,43 miliar pada periode yang sama tahun buku 2020.
Liabilitas Perseroan meningkat sebesar 8,29% dari yang semula Rp1,28 triliun menjadi Rp1,38 triliun pada kuartal pertama tahun 2021. Aset Perseroan mengalami peningkatan 6,32% dari yang semula Rp1,71 triliun menjadi Rp1,82 triliun pada kuartal pertama tahun 2021.
Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, Perseroan mencadangkan penurunan nilai piutang sebesar Rp74,88 miliar. Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent Perseroan.
Perseroan berhasil meningkatkan kinerja sales pada kuartal pertama tahun 2021 dengan strategi penjualan Obat Ethical dan Alat Kesehatan terkait Covid-19. Di lain pihak, Perseroan tetap memastikan terpenuhinya aspek kepatuhan terhadap PSAK 71 secara konsisten sehingga diharapkan berdampak pada kinerja Perseroan yang tumbuh secara berkesinambungan.
Prospek Perseroan Ke Depan
Pada tahun ini, Perseroan telah mempunyai 6 proyek pengembangan produk dan 1 proyek pendukung untuk memastikan proyek pengembangan produk tersebut dapat berjalan dengan baik dengan nilai pembiayaan investasi Rp169,86 miliar dan modal kerja Rp30 miliar.
Untuk mengembangkan kemandirian produk alat kesehatan Indonesia, Perseroan akan melakukan pembangunan pabrik Melt Blown yang merupakan bahan baku masker dengan nilai pembiayaan investasi Rp14,86 miliar dan modal kerja Rp5 miliar, pabrik Hospital Furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp15 miliar dan modal kerja Rp5 miliar, pabrik sarung tangan atau gloves dengan nilai pembiayaan investasi Rp20 miliar dan pabrik Catheter dengan nilai pembiayaan investasi Rp50 miliar dan modal kerja Rp10 miliar.
Dengan nilai pembiyaan investasi Rp30 miliar, Perseroan akan mengembangkan produk Natural Extract. Untuk pengembangan Central Processing Facility, nilai pembiayaan investasi yang digunakan Rp30 miliar dan modal kerja Rp10 miliar.
Nilai pembiayaan investasi untuk Supporting Function sebesar Rp10 miliar. Pada akhir tahun ini, semua fasilitas produksi dan pendukung yang baru tersebut ditargetkan sudah selesai dan siap beroperasi pada awal 2022.