JAKARTA,Cobisnis.com — Keberhasilan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI dalam menjaga kinerja fundamental yang apik semakin menarik minat investor untuk berinvestasi terhadap saham emiten bersandi BRIS tersebut. Hal itu mendorong kenaikan rerata volume perdagangan BRIS di lantai bursa.
Group Head Investor Relations BSI Rizky Budinanda mengatakan, dari data transaksi terlihat peningkatan volume perdagangan saham BRIS yang signifikan antara tahun 2023 ke 2024. Pada 2023 rata-rata volume transaksi saham BRIS sebesar 31,49 juta lembar dengan nominal Rp51 miliar.
‘’Tahun 2024 ini (rata-rata) volume transaksi saham BRIS naik ke 56,29 juta lembar dengan nilai transaksi rata-rata Rp115,93 miliar,’’ ujarnya.
Bahkan harga saham bank yang kehadirannya menjadi lokomotif ekonomi syariah nasional sejak Februari 2021 itu menyentuh harga tertinggi baru pada perdagangan Senin (12/2) di level Rp2.370. Nominal tersebut naik 0,42% dari penutupan perdagangan bursa saham pada hari sebelumnya di level Rp2.360.
Adapun sepanjang sesi perdagangan Senin (12/2), saham BRIS diperdagangkan pada rentang Rp2.330-Rp2.400 per lembar saham. Pada level harga tersebut, data RTI Business menunjukkan investor asing melakukan net buy Rp18,16 miliar. Karena hal tersebut kapitalisasi pasar atau market cap BRIS naik lagi menjadi Rp109,33 triliun.
“Naiknya volume perdagangan tersebut mengindikasikan minat investor yang terus meningkat yang mulai terlihat sejak akhir 2023. Investor yang membidik saham BRIS tergolong investor long term dengan komposisi investor institusi saat ini mencapai 76%,” lanjut Rizky.
Dengan pencapaian ini, BSI menjadi salah satu emiten yang mengalami pertumbuhan saham tertinggi selama satu bulan terakhir termasuk di indeks LQ45. Data RTI menunjukkan selama satu bulan saham BRIS naik 20,30%, sementara secara year to date (YTD) naik 36,21%.
Adapun BSI menerbitkan laporan keuangan pada 1 Februari 2023 dengan capaian kinerja fundamental yang sangat positif. Hal ini diakui Rizky berdampak pada meningkatnya kepercayaan investor.
BRIS mencatatkan laba bersih Rp5,7 triliun sepanjang 2023 atau tumbuh hingga 33,8% dibandingkan dengan pencapaian 2022. Total aset BSI mencapai Rp353,62 triliun atau naik 15,67% secara tahunan/year on year (YOY).
Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp293,78 triliun, bertumbuh 12,35% YOY. Sementara itu jumlah pembiayaan sebesar Rp240,32 triliun bertumbuh 15,7% YOY.
Penaikan saham BSI tersebut sejalan dengan konsensus mayoritas analis pasar modal. Di mana saham bank-bank besar di Tanah Air diperkirakan akan memiliki prospek positif pada 2024, kendati perekonomian dihadapkan pada ketidakpastian.
Dikutip dari Bloomberg, empat saham bank yang merupakan the Big Four memecahkan rekor harga tertinggi hampir sepanjang masa pada perdagangan Senin (12/2/2024). Tiga dari empat bank tersebut merupakan bank BUMN, sekaligus induk dari BSI yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI,
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan juga PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), BMRI mencetak harga penutupan tertinggi pada level Rp7.100 per lembar saham atau naik 2,16%. BBRI pada sesi perdagangan tersebut ditutup menguat 2,99% ke level Rp6.025 per lembar saham dan menjadi all time high. BBNI ditutup di level harga Rp5.950/ per lembar saham, tertinggi sejak 9 September 1997.