• © Copyright 2025 Cobinis.com – All Right Reserved
Sunday, December 28, 2025
Cobisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
No Result
View All Result
Cobisnis
No Result
View All Result
Home Humaniora

Hak Perempuan Di Israel Merosot Tajam, Aktivis Salahkan Pemerintahan Sayap Kanan Netanyahu

Zahra Zahwa by Zahra Zahwa
December 28, 2025
in Humaniora
0
Hak Perempuan Di Israel Merosot Tajam, Aktivis Salahkan Pemerintahan Sayap Kanan Netanyahu

JAKARTA, Cobisnis.com – Penurunan hak-hak perempuan di Israel kian mengkhawatirkan, dengan para aktivis menyalahkan pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang didukung partai-partai ultra-Ortodoks. Kelompok advokasi menilai kebijakan pemerintah saat ini mendorong Israel menuju arah yang lebih religius dan konservatif, dengan konsekuensi serius bagi kesetaraan gender.

Beberapa tahun lalu, sekelompok perempuan yang menamakan diri “Women in Red” melakukan aksi protes diam mengenakan jubah merah dan penutup kepala putih, terinspirasi dari novel distopia The Handmaid’s Tale karya Margaret Atwood. Aksi tersebut dimaksudkan sebagai peringatan bahwa rencana reformasi yudisial pemerintah berpotensi menghapus kemajuan hak perempuan yang telah dicapai selama puluhan tahun.

Kini, peringatan itu dinilai semakin relevan. Pemerintahan Netanyahu tidak hanya berupaya melemahkan Mahkamah Agung yang selama ini menjadi pilar utama perlindungan kesetaraan perempuan tetapi juga mendorong berbagai kebijakan yang memperluas kewenangan lembaga keagamaan dalam kehidupan sipil. Di antaranya adalah rancangan undang-undang yang memungkinkan segregasi gender dalam acara budaya dan pendidikan.

Penurunan hak perempuan di Israel tercermin dalam berbagai indikator global. Dalam Women, Peace and Security Index 2025–2026 yang diterbitkan Universitas Georgetown, Israel berada di peringkat 84 dari 181 negara, turun drastis dari peringkat 27 tiga tahun lalu. Indeks tersebut menilai berbagai faktor, termasuk dampak konflik bersenjata terhadap kehidupan perempuan.

Selain itu, Gender Index terbaru dari Van Leer Jerusalem Institute mencatat penurunan 6 persen dalam kesetaraan gender di Israel, terutama akibat merosotnya kekuatan politik dan ekonomi perempuan. Saat ini, hanya enam dari 33 menteri Israel yang perempuan, dan tidak satu pun menduduki posisi direktur jenderal permanen di lebih dari 30 kementerian. Tidak ada pula partai politik besar yang dipimpin perempuan, bahkan dua partai dalam koalisi Netanyahu sama sekali tidak memiliki kandidat perempuan.

Akademisi Fakultas Hukum dan Studi Gender Universitas Tel Aviv, Daphna Hacker, menyebut kemerosotan ini sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengingatkan bahwa Israel pernah menjadi pelopor kesetaraan perempuan, dengan pencapaian seperti Undang-Undang Kesetaraan Hak Perempuan 1951 dan kepemimpinan Golda Meir sebagai perdana menteri perempuan pada 1969.

Ancaman terbaru datang dari rancangan undang-undang yang akan memperluas kewenangan pengadilan agama negara yang seluruh hakimnya laki-laki untuk menangani sengketa sipil, termasuk urusan keuangan, bisnis, dan potensi hak asuh anak. Kelompok perempuan Bonot Alternativa mengecam langkah ini sebagai upaya menempatkan nasib perempuan di tangan sistem yang dinilai diskriminatif.

Para pendukung kebijakan tersebut beralasan bahwa pengadilan agama pernah memiliki kewenangan serupa sebelum dicabut Mahkamah Agung pada 2006. Namun, organisasi hak perempuan memperingatkan bahwa perluasan ini berpotensi menimbulkan pelanggaran serius terhadap hak perempuan yang bercerai, termasuk dalam hal nafkah dan hak asuh.

Di tengah kondisi ini, kekerasan terhadap perempuan juga meningkat. Tahun ini, tercatat 44 perempuan dibunuh di Israel angka tertinggi dalam satu dekade. Aktivis mengaitkan lonjakan tersebut dengan meningkatnya kepemilikan senjata, yang melonjak sekitar 40 persen sejak aturan perizinan dilonggarkan setelah serangan Hamas pada Oktober 2023.

Anggota parlemen oposisi Merav Cohen menyebut pemerintahan saat ini sebagai yang terburuk bagi perempuan dalam sejarah Israel. Menurutnya, alih-alih bertindak tegas menghadapi krisis, pemerintah justru bersikap acuh atau bahkan menormalkan kerugian yang dialami perempuan.

“Perempuan Israel membayar harga dari koalisi Netanyahu dan diseret kembali puluhan tahun ke belakang,” ujarnya.

Download Nulled WordPress Themes
Download WordPress Themes
Download Best WordPress Themes Free Download
Premium WordPress Themes Download
lynda course free download
download huawei firmware
Download Best WordPress Themes Free Download
lynda course free download
Tags: cobisnis.comHakAsasiManusiaHakPerempuanisraelnetanyahu

Related Posts

Segera Hadir Kata Ganti Netral Gender Dalam Bahasa Mandarin

Segera Hadir Kata Ganti Netral Gender Dalam Bahasa Mandarin

by Zahra Zahwa
December 28, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Dalam waktu dekat, pengguna bahasa Mandarin berpotensi dapat mengetik kata ganti orang netral gender dalam sistem tulisan...

Presiden Kennedy Center Mengecam Seniman Yang Membatalkan Konser Malam Natal Usai Penambahan Nama Trump

Presiden Kennedy Center Mengecam Seniman Yang Membatalkan Konser Malam Natal Usai Penambahan Nama Trump

by Zahra Zahwa
December 28, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Presiden Kennedy Center, Richard Grenell, mengecam keras keputusan seorang seniman yang membatalkan konser jazz tahunan pada malam...

Sejarah Aneh Versi Pendek Film “It’s A Wonderful Life” Yang Menghapus Adegan Kunci

Sejarah Aneh Versi Pendek Film “It’s A Wonderful Life” Yang Menghapus Adegan Kunci

by Zahra Zahwa
December 28, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Penonton film klasik Natal It’s a Wonderful Life dikejutkan oleh sebuah kejanggalan ketika menonton versi “abridged” atau...

Ketakutan Dan Kebingungan Melanda Desa Nigeria Usai Serangan AS, Warga Sebut Tak Ada Riwayat ISIS

Ketakutan Dan Kebingungan Melanda Desa Nigeria Usai Serangan AS, Warga Sebut Tak Ada Riwayat ISIS

by Zahra Zahwa
December 28, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Ketakutan dan kebingungan menyelimuti warga Desa Jabo di Nigeria barat laut setelah serpihan rudal yang ditembakkan Amerika...

Jangan Salah Pilih, Ini Pembeda Sepeda Listrik dan Motor Listrik yang Perlu Diketahui

Rayakan Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Pilihan Wisata Keluarga Seru di Kota Depok

by Desti Dwi Natasya
December 28, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kerap dimanfaatkan masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga sekaligus beristirahat dari...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Umur 34 Masih Disebut Remaja, Ini Penjelasan Ilmiah Terbarunya

Umur 34 Masih Disebut Remaja, Ini Penjelasan Ilmiah Terbarunya

December 26, 2025
Istanbul Bukan Nama Pertama, Ini Sejarah Panjang di Baliknya

Istanbul Bukan Nama Pertama, Ini Sejarah Panjang di Baliknya

December 28, 2025
Telkomsel Dorong Transformasi Digital Indonesia di Era 5G lewat Kampanye #PastiAdaSolusi “Jadi Lebih Berdampak” bersama Allo Bank, PTPN IV, Dispar Sumbar

Telkomsel Dorong Transformasi Digital Indonesia di Era 5G lewat Kampanye #PastiAdaSolusi “Jadi Lebih Berdampak” bersama Allo Bank, PTPN IV, Dispar Sumbar

July 24, 2025
Hak Perempuan Di Israel Merosot Tajam, Aktivis Salahkan Pemerintahan Sayap Kanan Netanyahu

Hak Perempuan Di Israel Merosot Tajam, Aktivis Salahkan Pemerintahan Sayap Kanan Netanyahu

December 28, 2025
Likuiditas Stabil, Kinerja Bank Mandiri Tetap Kuat dengan Kredit dan DPK Tumbuh Dua Digit

Likuiditas Stabil, Kinerja Bank Mandiri Tetap Kuat dengan Kredit dan DPK Tumbuh Dua Digit

December 28, 2025
Segera Hadir Kata Ganti Netral Gender Dalam Bahasa Mandarin

Segera Hadir Kata Ganti Netral Gender Dalam Bahasa Mandarin

December 28, 2025
Hak Perempuan Di Israel Merosot Tajam, Aktivis Salahkan Pemerintahan Sayap Kanan Netanyahu

Hak Perempuan Di Israel Merosot Tajam, Aktivis Salahkan Pemerintahan Sayap Kanan Netanyahu

December 28, 2025
Istanbul Bukan Nama Pertama, Ini Sejarah Panjang di Baliknya

Istanbul Bukan Nama Pertama, Ini Sejarah Panjang di Baliknya

December 28, 2025
">
  • Redaksi
  • Profil
  • Media Kit
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Cyber
  • Kontak

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi & Bisnis
  • Nasional
  • Industri
  • Lifestyle
  • Humaniora
  • Kesehatan & Olahraga
  • Startup Center
  • Foto
  • Youtube

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved