Cobisnis.com-Pandemi corona di dunia, juga Indonesia membuat perubahan terhadap perilaku para ibu rumah tangga Indonesia. Selama masa physical distancing di tengah pandemi Covid-19 atau yang juga dikenal dengan anjuran #DiRumahAja erdapat perubahan dari segi perilaku dan keseharian para Ibu di Indonesia.
Trend perubahan perilaku ini telah disurvey oleh Orami, platform parenting yang dikenal lewat produk Ibu dan Bayi. Survey Orami melibatkan responden dari anggota Orami Community yang tersebar di seluruh Indonesia. Survey ini juga menunjukkan bahwa tidak hanya dalam perilaku berbelanja, ternyata selama empat pekan lebih di rumah juga memiliki efek terhadap dinamika hubungan dengan anak maupun pasangan.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa #DiRumahAja memberikan efek perasaan yang campur aduk bagi para Ibu, mulai dari bosan, lelah, maupun cemas. Namun tidak sedikit yang juga merasa senang dan beberapa merasa lebih mindful. Perubahan pola komunikasi dan rutinitas sepertinya memberikan banyak perspektif baru untuk para ibu,” kata Cynthia Tenggara, Head of Orami Parenting, dalam keterangan tertulis, baru-baru ini.
Hasil survey juga menunjukkan kecenderungan bahwa selama di rumah dapat meningkatkan kualitas hubungan antara ibu baik dengan anak maupun pasangannya. Hal ini disebabkan karena adanya rutinitas yang berubah dan kuantitas pertemuan yang lebih banyak.
Responden yang merasakan kualitas hubungannya dengan pasangan membaik jauh lebih banyak daripada yang merasa kualitas hubungan dengan pasangan memburuk. Sebanyak 35% mengaku hubungannya dengan pasangan semakin mesra, dan hanya 7% yang mengaku menjadi kerap bertengkar.
Untuk working mom, tiga hal yang paling dirasakan perubahannya adalah kesulitan karena harus membagi waktu antara mengurus anak dan juga bekerja (53%), sebanyak 48% merasa quality time dengan anak semakin bertambah, dan sebanyak 35% lainnya jadi punya waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain seperti masak, atau melakukan hobi lainnya.
Lain halnya dengan stay-at-home mom atau Ibu Rumah Tangga, tiga hal yang paling dirasakan perubahannya yakni, sebanyak 42% merasa bahwa pekerjaan domestik bertambah karena semua anggota ada di rumah, namun hal ini dibarengi dengan quality time dengan pasangan yang bertambah (50%) dan perasaan senang karena akhirnya ada yang membantu mereka melakukan pekerjaan rumah tangga (34%).
Terkait konsumsi pemberitaan tentang Covid-19, mayoritas responden merujuk kepada konten yang disajikan televisi (65%), channel berita online (61%), dan juga media sosial (50%) sebagai sumber informasi yang paling dipercaya. Sedangkan, informasi dari aplikasi pesan singkat memiliki tingkat kepercayaan yang rendah (13%).
Penerapan physical distancing juga berpengaruh terhadap tingginya konsumsi belanja online untuk perlengkapan ibu dan bayi. Sebanyak 50% ibu mengaku berbelanja perlengkapan Ibu & Bayi melalui e-commerce dan 26% melalui toko online yang ada di media sosial. Hal ini kontras dengan cara ibu berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari seperti sembako, daging, dan sayur dimana sebanyak 65% ibu mengaku masih pergi ke pasar/ warung/ tukang sayur seperti biasa. Sebanyak 58% responden mengaku bahwa kebutuhan dasar untuk anak & bayi seperti popok dan susu pun mengalami peningkatan atau stok yang dibeli menjadi lebih banyak.
Meningkatnya tren berbelanja online ini telah diantisipasi sejak jauh-jauh hari oleh Orami. Orami memberlakukan berbagai langkah ekstra untuk menjamin bahwa setiap kurir dan kru di gudang sehat dan higienis dalam bekerja. Selain secara berkala diukur suhu tubuhnya Orami juga memastikan kurir internal kami selalu mengenakan masker dan semua produk yang akan dikirim telah diberi disinfektan terlebih dahulu.
“Dari hasil survey ini, kami dapat menyimpulkan bahwa alih-alih merasa sedih terus menerus, sebenarnya kesempatan #DiRumahAja ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi para ibu untuk mempererat hubungan antar keluarga, serta saling mendukung. Kami percaya rumah adalah awal untuk generasi yang lebih baik ke depannya,” demikian Cynthia.