Cobisnis.com – Survei terbaru Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyatakan sebanyak 49,36% guru setuju sekolah tatap muka di buka Januari 2021; namun sebesar 45,27% tidak setuju sementara yang menyatakan ragu-ragu sebesar 5,37%.
Survei menggunakan Google form berlangsung 19-22 Desember 2020 diikuti 6.513 responden guru dari sejumlah provinsi seperti provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Yogjakarta, Jambi, Kalimantan Tengah, Bengkulu, NTB, NTT, Papua, dan Papua Barat.
Jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 3215 orang. Adapun alasan yang dipilih responden setuju sekolah tatap muka dibuka Januari 2021 yaitu :
1. Jenuh mengajar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebanyak 22%
2. Materi sulit/sangat sulit dan praktikum tidak bisa diberikan secara daring sebanyak 54%
3. Sebagian siswa yang diajar tidak memiliki alat daring, sehingga tidak mengikuti PJJ sebanyak 9,3%
4. Sinyal tidak stabil sehingga menjadi kendala PJJ sebanyak 5,8%
5. Lainnya sebanyak 8,9%. Yang mengisi lainnya antara lain menyebutkan bahwa wilayah responden merupakan wilayah kepulauan yang masuk zona hijau/kuning.
“Para guru merasakan bahwa peserta didiknya pasti mengalami kesulitan untuk mengerjakan materi pelajaran dengan tingkat kesulitan tinggi, karena materi seperti itu tidak optimal diberikan secara daring, tetapi harus melalui pembelajaran tatap muka, minimal seminggu sekali,” ujar Wakil Sekjen FSGI Mansur dalam siaran pers, Kamis (31 Desember 2020).
Jumlah responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 2948 orang. Adapun alasan responden yang menyatakan tidak setuju sekolah tatap muka di buka pada Januari 2021 yaitu:
1. Kasus covid 19 masih tinggi sebesar 40,70%
2. Khawatir tertular covid 19 di sekolah sebesar 27,74%
3. Sudah berusia di atas 50 tahun ditambah penyakit penyerta sebesar 10,44%
4. Infrastruktur dan protocol kesehatan/SOP Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di sekolahnya belum memadai sebesar 14,31 %
5. Lainnya sebesar 6,8%, jawaban ini diantaranya adalah belum ada sosialisasi protokol kesehatan dari pihak sekolah dan tidak memiliki kendaraan pribadi, sehingga harus naik angkutan umum yang rentan tertular Covid-19.
“Mayoritas responden memang menolak buka sekolah tatap muka karena masih tinggi kasus, pandemi belum dapat dikendalikan pemerintah, sehingga mereka sangat khawatir tertular Covid-19, apalagi untuk guru-guru yang usianya sudah lebih dari 50 tahun dan disertai pula dengan penyakit penyerta seperti diabetes, jantung, dan lain-lain,” jelas Sekjen FSGI Heru Purnomo.
Rekomendasi FSGI
1. FSGI mendorong pemerintah daerah untuk hati-hati dalam memutuskan membuka sekolah pada Januari 2021 karena kasus Covid masih tinggi dan belum dapat dikendalikan;
2. FSGI mendorong pemerintah tetap menetapkan bahwa 4 Januari 2021 sebagai awal semester genap, namun bukan berarti pembelajaran tatap muka dilakukan pada 4 Januari 2021, karena masih butuh waktu lama dalam penyiapan infrastruktur dan protokol kesehatan adaptasi kebiasaan baru di sekolah;
3. FSGI mendorong pembukaan sekolah di mulai dari kelas paling atas, pada jenjang paling tinggi dan disertai ujicoba dengan 25% siswa;
4. FSGI mendorong tes antigen untuk seluruh pendidik dan peserta didik yang akan melakukan pembelajaran tatap muka;