JAKARTA,Cobisnis.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan kebutuhan gas untuk industri pupuk dapat terpenuhi di tengah kebutuhan pasokan yang tinggi.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi mengatakan, dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah untuk memprioritaskan kebutuhan domestik, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) terus meningkatkan alokasi pasokan gas untuk domestik yang terus meningkat.
Jika tahun 2003 realisasi penyaluran gas untuk domestik sebesar 25 persen, maka di tahun 2021 meningkat menjadi 64 persen, dan tahun ini sudah mencapai 69 persen.
“Sebagai wujud dukungan terhadap kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gas domestik, kami memastikan pasokan gas untuk domestik di tahun 2023 akan terpenuhi dan mendapatkan prioritas,” ujarnya kepada media di Jakarta, Jumat, 9 Desember.
Berdasarkan perhitungan SKK Migas, lanjutnya, kemampuan pasokan gas untuk tahun 2023 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 mengingat saat ini sudah onstream proyek strategis nasional (PSN) hulu migas Jambaran Tiung Biru yang dioperasikan Pertamina Cepu di Bojonegoro dan proyek MBA-MDH yang dioperasikan HCML di Madura.
Terkait kebutuhan pasokan gas untuk industri pupuk di tahun 2023, Kurnia mengatakan berdasarkan perhitungan SKK Migas, kebutuhan gas untuk industri pupuk di tahun 2023 dapat terpenuhi.
Kurnia menambahkan, posisi pasokan gas untuk Pusri Palembang dengan kebutuhan gas 190 MMSCFD statusnya terpenuhi. Kemudian Pupuk Kujang Cikampek kebutuhannya 101 MMSCFD statusnya terpenuhi.
Selanjutnya, terkait kebutuhan Petrokimia Gresik sebesar 141 MMSCFD statusnya terpenuhi.
Kurnia menambahkan, untuk Pupuk Kalimantan Timur kebutuhannya 335 MMSCFD statusnya terpenuhi.
Adapun untuk pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 2 kebutuhannya 50 MMSCFD statusnya terpenuhi.
Sedangkan pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 1, yang baru di-reaktivasi telah terpenuhi kebutuhan gas-nya hingga Desember 2022.
Untuk kebutuhan tahun 2023, semula PIM merencanakan melalui impor, namun tingginya harga internasional saat ini dapat membuat proyek menjadi tidak ekonomis.
Untuk itu, berdasarkan neraca gas Indonesia tahun 2023, kebutuhan volume pasokan gas PIM-1 sekitar 55 MMSCFD dapat dipenuhi dari potensi uncommitted kargo tahun 2023 sebanyak 9 kargo, yang bisa digunakan antara lain untuk memenuhi kebutuhan gas PIM 1 yang berkisar 5 kargo.
Jumlah uncommitted kargo tersebut, belum termasuk potensi tambahan pasokan gas dari Tangguh Train 3 yang akan melakukan proses decommissioning pada awal tahun depan.
“Sebelumnya, pada saat pabrik PIM 1 dilakukan pengujian re-aktivasi tahun ini, kami telah memenuhi kebutuhan pasokan gas saat itu sesuai pengajuan yang diberikan kepada SKK Migas sebesar 2 kargo. Jika tahun 2023 membutuhkan gas, dapat dipenuhi dari uncommitted kargo karena uncommitted kargo masih lebih besar dibandingkan kebutuhan PIM 2,” terang Kurnia.
Pemenuhan pasokan gas ini tentunya akan bergantung kepada harga dan juga penjadwalan, yang akan segera dibahas setelah manajemen PIM menyampaikan secara resmi kepada SKK Migas.