JAKARTA, Cobisnis.com – Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk (TINS) Fina Eliani mengaku dirinya optimis akan mengubah rugi di tahun 2023 menjadoi laba di tahun 2024.
Dikatkan Fina, pada kuartal I tahun 2024, TINS telah membukukan laba sebesar Rp30 miliar.
“Kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, sebenarnya dari sisi laba usaha jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal 1 2023,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta yang dikutip Kamis 9 Mei.
Menurutnya, berdasarkan outlook dari pemasaran PT Timah, dengan adanya upaya perbaikan dari tata kelola niaga timah di indonesia maka suplai logam timah ke pasar dunia akan terbatas. Untuk itu dirinya memperkirakan harga jual timah juga akan meningkat. Berdasarkan perkiraan harga jual timah dari Bloomberg, harga timah berkisar antara 23.000 dolar per ton hingga 30.000 dolar AS per ton.
“Meskipun sampai hari ini harga sudah berada di atas 30.000. InsyaAllah kami yakin 2024 akan jadi titik balik PT Timah. Kami optimis dapat bukukan laba positif jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023,” ujar Fina.
Untuk informasi, pada tahun 2023 TINS membukukan kerugian hingga Rp449 miliar. Sepanjang tahun 2023 PT Timah juga mencatatkan penurunan produksi bijih timah sebesar 5.224 ton menjadi 14.855 ton dari tahun 2022 yang tercatat sebesar 20.079 ton. Penurunan juga terjadi pada produksi logam timah sebesar 4.485 menjadi 15.340 ton dari tahun 2022 sebesar 19.825 ton.
Dari sisi penjualan logam timah juga menurun 6.420 ton menjadi 14.385, dari sebelumnya 20.805 metrik ton (MT)
Adapun posisi nilai aset perseroan pada tahun 2023 sebesar Rp12,8 triliun.
Sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,6 triliun atau naik 9,7 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp6 triliun. Di samping itu, pinjaman bank dan utang obligasi pada akhir tahun 2023 menjadi Rp3,5 triliun dari sebelumnya Rp2,8 triliun.