JAKARTA,Cobisnis.com – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengawal langsung sistem kelistrikan lokasi-lokasi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN melalui pos Komando atau command center kelistrikan di Labuan Bajo.
Darmawan menjelaskan, keberadaan command center kelistrikan merupakan salah satu buah transformasi digital yang PLN lakukan.
“Dulu, proses pengaturan sistem kelistrikan untuk event berskala internasional terfragmentasi, dilakukan dari masing-masing lokasi infrastruktur kelistrikan,” ujar Darmawan kepada media, Selasa, 9 Mei.
Menurutnya, dengan digitalisasi saat ini semua sudah bisa dilakukan secara unified, dapat dimonitor dan dikontrol langsung dari satu lokasi.
“Lewat pemantauan secara real time ini, kami bisa langsung gerak cepat mengambil keputusan, memberikan komando kepada petugas, dan mengeksekusinya di lapangan sehingga listrik dapat terus andal,” jelas Darmawan.
Sama seperti event-event internasional sebelumnya, lanjut Darmawan, PLN juga menerapkan skema listrik tanpa kedip atau Zero Down Time (ZDT) lewat pasokan berlapis pada gelaran KTT ASEAN ini.
PLN menyiapkan tiga lapis pasokan atau three lines of defence untuk 12 lokasi venue utama.
Pada lapis pertama, PLN menggunakan 70 unit Uninterruptible Power Supply (UPS).
Pada lapis kedua, UPS tersebut terhubung dengan jaringan kelistrikan PLN dengan keandalan tingkat tinggi.
Sementara pada lapis ketiga terdapat backup 31 unit genset mobile dan 35 unit gardu bergerak.
“KTT ASEAN ini akan menjadi wajah Indonesia di mata dunia. Untuk itu semua persiapan harus kita lakukan dengan maksimal. Backup system ini juga disiapkan agar aliran listrik ke tempat acara tetap kontinyu jika terjadi gangguan pada pasokan utama kelistrikan,” ucap Darmawan.
Darmawan menjelaskan, jelang pelaksanaan rangkaian kegiatan KTT ASEAN, beban listrik di Labuan Bajo mulai mengalami peningkatan.
Beban puncak kelistrikan tercatat 86,4 megawatt (MW) pada Minggu 7 Mei pukul 18.30 WITA.
Meningkat 3,1 MW dari hari biasa sebelum gelaran KTT ASEAN.
“Bapak Presiden, delegasi dan tamu undangan sudah mulai berdatangan. Aktivitas di hotel, restoran, dan pusat keramaian lainnya juga mengalami peningkatan. Sehingga demand listrik ikut meningkat, terlihat dari monitoring kami di-command center,” ucap Darmawan.
Darmawan juga memprediksi beban puncak saat berlangsungnya acara KTT ASEAN mencapai 89,93 MW.
Dengan daya mampu pasok sebesar 105 MW, dirinya yakin cadangan daya yang ada masih sangat mencukupi.
Selain itu, dari command center juga dapat memonitor penggunaan 108 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang digunakan untuk pengisian daya kendaraan listrik bagi delegasi, pengamanan, dan operasional KTT ASEAN.
Hingga saat ini, tercatat terdapat 1.088 kali pengisian daya kendaraan di SPKLU, dengan total konsumsi listrik sebesar 8.246 kilowatt hour (kWh).
“Pengisian daya kendaraan listrik masing-masing SPKLU juga dapat dipantau dalam satu dashboard khusus di-command center. Sehingga kita bisa lakukan monitoring pengisian daya secara realtime dan SPKLU mana yang sedang digunakan. Hal ini sangat memudahkan kita dan Paspampres dalam mengatur lokasi pengisian daya kendaraaan listrik,” pungkas Darmawan.