Cobisnis.com – Di wilayah yang berstatus zona hijau atau zona aman penyebaran virus corona alias Covid-19, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem memutuskan untuk membuka kembali kegiatan belajar dan mengajar secara tatap muka pada tahun ajaran baru 2020/2021.
Jumlah peserta didik di tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah di zona hijau penyebaran corona hanya berkisar 6 persen dari total peserta didik.
“Untuk saat ini karena hanya 6 persen populasi peserta didik kita di zona hijau, hanya mereka yang kita berikan untuk pemerintah daerah mengambil keputusan untuk melakukan sekolah tatap muka,” kata Nadiem dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin 15 Juni 2020.
Ada beberapa syarat sekolah di zona hijau dapat dibuka kembali. Pertama, kata dia, pemerintah daerah di zona hijau harus terlebih dulu menyetujui dan memberikan izin untuk pembukaan sekolah tersebut.
Tak hanya itu, Nadiem menegaskan sekolah-sekolah itu wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk meminimalisasi penyebaran virus corona.
Syarat terakhir, kata Nadiem, para orang tua siswa harus memberikan izin bagi anaknya untuk pergi ke sekolah.
“Jadi walaupun sekolah tatap muka, apabila orang tua tak nyaman murid boleh [belajar] di rumah. Kita punya banyak level persetujuan anak oleh masuk sekolah,” kata Nadiem.
Sebaliknya, Nadiem memutuskan sekolah yang berada di wilayah berstatus zona merah, oranye, dan kuning penyebaran virus corona tetap tak diperbolehkan untuk dibuka.
Metode pembelajaran di ketiga zona tersebut tetap digelar secara daring (online) di rumah dan tak diperkenankan menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
“Jadinya zona-zona merah kuning, oranye, merepresentasikan 94 persen dari pada peserta didik di pendidikan dini, dasar dan menegah. Total 94 persen peserta didik kita tidak diperkenankan tatap muka. Jadi masih belajar dari rumah,” kata Nadiem.
Nadiem menegaskan tak ada perubahan jadwal tahun ajaran baru 2020/2021. Ia menyatakan kalender Tahun Ajaran 2020/2021 tetap dimulai pada bulan Juli.
“Jadwal itu enggak berubah, tapi metode belajarnya yang digelar baik daring atau tatap muka. Jadi kami tak mengubah kalender pelajaran,” pungkas Nadiem.