JAKARTA,Cobisnis.com – Langkah pemerintah melakukan pelonggaran mobilitas, utamanya setelah momentum lebaran, membuat tingkat belanja masyarakat semakin solid di tengah kenaikan inflasi dan kasus COVID-19 serta ancaman resesi.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melalui Mandiri Institute menyatakan tingkat belanja masyarakat di awal Juli 2022 berada di level 130,2. Angka ini disebut tumbuh 30 persen lebih tinggi dibanding periode prapandemi.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan tingkat vaksinasi yang tinggi, pelonggaran mobilitas, dan pengendalian kasus pandemi yang relatif baik mendorong bangkitnya sektor pariwisata.
“Pasca lebaran pada Mei lalu menunjukan belanja di daerah utama pariwisata, terutama Bali dan NTB, tumbuh lebih tinggi dibanding daerah lain dan ini mengindikasikan sektor pariwisata yang berangsur pulih,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Senin, 18 Juli.
Menurut Teguh, dibanding dua Ramadan sebelumnya tingkat belanja di daerah-daerah utama wisata meningkat signifikan selama Ramadan 2022. Kondisi ini tentu saja membawa dampak positif bagi para pelaku usaha yang terkait dengan sektor pelesir.
“Pertumbuhan kunjungan mendorong aktivitas horeka (hotel, restoran, dan café) di daerah pariwisata tumbuh dibanding daerah lainnya,” tutur dia.
Teguh menambahkan, secara umum belanja yang berkaitan dengan aktivitas pariwisata tumbuh lebih tinggi.
“Belanja-belanja yang terkait mobilitas (transportasi, travel, bensin, hotel), gaya hidup (department stores, fesyen, hiburan, perhiasan) dan aktivitas kuliner (restoran) melesat dari level sebelumnya,” tegas dia.
Lebih lanjut, tingkat kunjungan yang lebih tinggi mendorong belanja terkait travel, tiket pesawat, hotel, dan restoran dibanding daerah lain. Dibanding sebelum Ramadan 2022, belanja terkait hotel saat ini di daerah pariwisata tumbuh 34 persen, lebih tinggi dibanding daerah lain yang sebesar 24 persen,” ucapnya.
Teguh mengingatkan, seiring momentum ini perlu upaya terus-menerus untuk memperkuat potensi sektor lain di daerah-daerah utama pariwisata.
“Ke depan, penguatan potensi rumah tangga dan para pelaku-pelaku usaha di daerah-daerah utama pariwisata, terutama di segmen mikro dan usaha kecil, perlu menjadi agenda penting oleh semua pemangku kepentingan,” tutup dia.