SURABAYA, Cobisnis.com – Pengoperasian kembali layanan angkutan logistik kereta api yang menghubungkan Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dengan Stasiun Kalimas, pada awal Juni 2021 ini.
Hal ini dilakukan setelah penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama/Memorandum Of Understanding (MoU) antara 4 perusahaan yakni TPS, BMC Logistics, PT Krakatau Jasa Logistik (KJL) dan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), pada tanggal 29 April 2021, tepat pada momen HUT TPS.
Pada MoU tersebut disepakati untuk melakukan kerjasama dalam kegiatan pengangkutan Petikemas dari dan ke Terminal Petikemas Surabaya dengan moda transportasi Kereta Api.
Sebelumnya, uji coba jalur kereta api angkutan logistik relasi TPS – Stasiun Kalimas telah dilakukan pada Selasa (25/5) dan berjalan lancar.
Hari Kamis (3/6), telah dilakukan reaktivasi angkutan logistik kereta api yang terintegrasi dengan terminal petikemas di TPS oleh Dirut PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI), Didiek Hartantyo, Dirut Pelindo III, Dirut TPS. Hadir pula dalam acara reaktivasi, Dirut BMC Logistik, Dirut KBS dan Dirut KJL.
Pada kesempatan reaktivasi ini, Direktur Utama TPS, Dothy, menyampaikan harapan bahwa dengan adanya kerjasama ini, pengoperasian angkutan logistik kereta api dapat memberikan nilai lebih untuk industri logistik dan kepelabuhanan nasional yang lebih berdaya saing.
“Kerjasama ini juga merupakan upaya dalam mendukung program Kementrian BUMN untuk terus bersinergi, dalam hal ini sinergi antara KAI dan Pelindo III,” ungkap Dothy.
Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo mengatakan jalur kereta api yang terintegrasi dengan terminal petikemas ini akan memberikan kemudahan bagi pemilik barang atau pelaku usaha angkutan logistik yang akan mengirimkan barang dari dan menuju pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Didiek berharap Terminal Petikemas Surabaya yang terintegrasi kembali dengan angkutan kereta api dapat berkontribusi terhadap kemajuan angkutan logistik nasional yang efektif, efisien, dan dapat mengurangi beban logistik di jalan raya.
“Reaktivasi jalur kereta api yang terintegrasi dengan Terminal Petikemas Surabaya selaras dengan visi KAI yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” ujar Didiek.
Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto menyebut penggunaan jalur kereta api di Terminal Petikemas Surabaya diharapkan mampu mendukung kelancaran arus distibusi barang baik yang menuju pelabuhan maupun keluar dari pelabuhan.
Menurutnya, penggunaan kereta api dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang teradi di jalan raya. Selain itu, penggunaan kereta api diharapkan mampu mempercepat pergerakan barang dikarenakan memiliki jalur khusus yang bebas dari hambatan.
Boy menambahkan, selain di pelabuhan Tanjung Perak jalur kereta api juga terdapat di pelabuhan tanjung emas, Semarang. Jalur tersebut berada di area Terminal Petikemas Semarang yang terhubung dengan Stasiun Tawang.
“Kami berharap setelah reaktivasi jalur kereta api di Terminal Petikemas Surabaya yang merupakan bagian dari Pelabuhan Tanjung Perak, dapat segera disusul dengan reaktivasi jalur kereta api lainnya seperti yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang,” katanya.
Jalur Terminal Petikemas Surabaya – Stasiun Kalimas kembali diaktifkan setelah terakhir beroperasi pada 30 Maret 2016. PT KAI telah melakukan berbagai persiapan sebelum jalur itu dinyatakan laik beroperasi, diantaranya pembongkaran material yang menutupi jaln rel, penggantian wesel dan bantalan rel baru, serta memperbaiki posisi rel.
Usai dilakukan proses reaktivasi, Terminal Petikemas Surabaya memiliki dua jalur kereta api yang masing-masing mampu mengakomodir angkutan KA Barang Petikemas dengan rangkaian 10 GD, sehingga total kapasitas muat Terminal Petikemas Surabaya adalah 20 GD berkapasitas 40 TEUs.
Pengaktifan kembali jalur tersebut merupakan salah satu wujud implementasi MoU antara KAI dan Pelindo III sebagai induk usaha Terminal Petikemas Surabaya yang dilakukan pada November 2020 lalu.
Dengan adanya kegiatan pengangkutan petikemas menggunakan kereta api sebagai moda transportasi, tentu memperkaya alternative distribusi barang bagi Pelanggan, selain menggunakan truk sebagai moda transportasi hinterland yang tersedia selama ini.