JAKARTA, Cobisnis.com – PT Populix Informasi Technologi (POPULIX), aplikasi riset pasar berbasis digital di Indonesia, resmi meluncurkan fitur baru yang diberi nama PopVoice Gen Z.
Acara peluncuran yang dilakukan secara virtual dengan mengusung tema “PopVoice Gen Z Keys to Unlock the Future Generation of Indonesian Consumers” menandai bentuk komitmen POPULIX dalam mendukung para kliennya, yaitu pelaku usaha baik lokal mapun mancanegara, untuk mengembangkan bisnisnya, khususnya pada kelompok Gen Z.
Dari hasil survei sepanjang Februari-September 2020 itu didapati jumlah Generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa (27,9%).
Kelompok Generasi Z yang akrab disebut sebagai “digital native” – yaitu generasi yang lahir dan tumbuh berkembang dalam era digital – diprediksi akan memiliki daya beli yang signifikan di Indonesia.
PopVoice Gen Z adalah studi berkelanjutan POPULIX, yang memberikan insight tentang perilaku Gen Z dalam menggunakan internet, media sosial dan juga konsumsi sehari-hari serta tren yang terjadi di kalangan Gen Z di Indonesia.
Chief Executice Officer (CEO) POPULIX Timothy Astandu, mengatakan saat ini, generasi milenial merupakan kelompok usia yang paling aktif. Namun, masa depan brand sedang dibentuk oleh Generasi Z. Mereka memiliki responden di lebih dari 300 kota di Indonesia. POPULIX percaya akan potensi besar Generasi Z yang signifikan sebagai konsumen masa depan di negeri ini.
Kehadiran fitur PopVoice Gen Z diharapkan dapat membantu para pelaku usaha – baik UKM maupun perusahaan multi nasional – memahami trend, preferensi dan perilaku Gen Z sehingga dapat merencakan strategi bisnisnya secara tepat dan berkelanjutan.
Studi PopVoice Gen Z merupakan solusi yang game-changer untuk memastikan pamasaran dan strategi para pelaku usaha berjalan baik, karena didasarkan pada insight dan data yang benar tentang kebiasaan dan pendapat dari Gen Z di Indonesia. Studi ini setiap bulannya akan menanyakan lima modul utama yang mencakup: perilaku online (termasuk medsos, online financial services dan e-commerce), konsumsi media (offline maupun online), konsumsi terhadap produk FMCG dan non FMCG, trend dan topik yang sedang hangat diperbicangkan, serta psikografis atau analisa persona yang akan sangat membantu dalam mengarahkan produk ke arah yang tepat.
“Untuk menjaga kualitas dan representatif data, studi ini melibatkan 2.000 generasi Z yang representative (dari segi keterwakilan usia, status ekonomi dan wilayah) yang ada di kota-kota besar di Indonesia, juga mewakili perilaku mereka sebagai The Future of Consumer.
“Dengan range yang luas, memungkinkan pelaku usaha bisa mendapatkan insight yang diharapkan.” tambah Timothy lagi.
Hasil Studi PopVoice Gen Z yang baru dilakukan menggunakan fitur PopVoice Gen Z, ditemukan beberapa fakta menarik mengenai Generasi Z yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis dalam menentukan strategi pemasaran dan bisnisnya.
Salah satu hal yang ditemukan dalam studi Populix adalah Generasi Z lebih sosial dibanding generasi sebelumnya dan memiliki kebiasaan untuk selalu terkoneksi melalui telepon genggamnya.
Maka dari itu, agar tetap dianggap relevan bagi Generasi Z, penting bagi pelaku bisnis untuk selalu terhubung dengan para konsumennya baik dalam format online maupun offline sehingga Generasi Z dapat merasakan jalinan hubungan antara mereka dengan sebuah merek maupun produk.
Hal menarik lainnya yang ditemukan dalam studi awal PopVoice Gen Z adalah preferensi Generasi Z akan tokoh yang dijadikan sebagai role model atau panutan di media. Bagi Generasi Z perempuan, panutan utama yang diidolakan biasanya dianggap memiliki kecerdasan dan tidak memiliki banyak permasalahan atau skandal seperti Najwa Shihab dan Maudy Ayunda. Lain halnya dengan Generasi Z laki-laki, mereka cenderung memilih tokoh panutannya berdasarkan ketertarikan mereka terhadap sebuah bidang maupun hobi tertentu seperti pemain sepak bola Cristiano Ronaldo.
Acara peluncuran yang dikemas dalam bentuk talkshow ini juga menghadirkan tiga narasumber yang mewakili pelaku usaha yaitu Muhammad Pandu, Brand Manager dari Bank Jago; Maika Randini, General Manager Marketing, Timezone; dan Dave Ependi, Head of Brand & Communications dari Kopi Kenangan.
Dave Ependi. menegaskan tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok generasi yang sangat dekat dengan digital ini adalah masa depan bisnis. Kopi Kenangan menggunakan fasilitas survei digital dalam mendukung pengembangan bisnis kami untuk memahami trend dan perilaku generasi Z. Berbagai kegiatan marketing kami pun menjadi semakin tepat guna dan dekat dengan Gen-Z dengan adanya pemahaman yang mendalam terkait trend dan perilaku mereka.
Para pelaku usaha yang ingin mendapatkan manfaat dari layanan PopVoice Gen Z, POPULIX memiliki beberapa pilihan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan skala bisnis, mulai dari sistem berlangganan selama satu tahun atau sistem pembelian lepas/one-time service.