JAKARTA, Cobisnis.com – Tenis dan padel kini sama-sama digemari sebagai olahraga raket, namun keduanya menawarkan pengalaman bermain yang berbeda. Perbedaan mencolok terlihat dari ukuran lapangan, jenis peralatan, hingga gaya permainan yang membentuk karakter unik masing-masing olahraga.
Tenis dimainkan di lapangan besar dengan ukuran 23,77 x 8,23 meter untuk tunggal. Lapangan ini terbuka dan tanpa dinding, sehingga permainan lebih fokus pada kecepatan, kekuatan, dan akurasi pukulan. Di sisi lain, padel hadir dengan lapangan lebih kecil, 20 x 10 meter, yang dikelilingi dinding kaca serta kawat. Karakter ini memungkinkan bola memantul seperti dalam permainan squash, menciptakan dinamika berbeda dalam strategi.
Dari sisi peralatan, tenis menggunakan raket besar dengan senar dan bola bertekanan standar. Bola tenis cenderung lebih berat sehingga cocok untuk permainan dengan power tinggi. Sebaliknya, padel memakai raket solid tanpa senar, berbentuk lebih tebal dengan lubang-lubang di permukaannya. Bolanya mirip dengan tenis, tetapi tekanannya lebih rendah agar sesuai dengan pola permainan taktis.
Perbedaan format permainan juga memengaruhi pengalaman. Tenis fleksibel, bisa dimainkan single (1 lawan 1) atau double (2 lawan 2). Padel hampir selalu dimainkan dalam format double. Hal ini menekankan pentingnya teamwork, koordinasi, dan komunikasi antar pemain dibanding hanya mengandalkan individu.
Secara gaya, tenis menonjolkan kekuatan. Servis keras sering menjadi senjata utama, diikuti reli cepat yang menuntut kecepatan kaki dan stamina tinggi. Padel lebih menekankan strategi. Pantulan bola dari dinding bisa menjadi kunci, sehingga pemain dituntut berpikir taktis, menjaga kontrol, dan memanfaatkan posisi lawan.
Popularitas kedua olahraga ini juga menunjukkan tren yang berbeda. Tenis sudah mapan sebagai olahraga klasik global, bahkan masuk Olimpiade, dengan ikon besar seperti Roger Federer, Rafael Nadal, hingga Serena Williams. Popularitas ini membuat tenis punya nilai pasar tinggi, terutama dari sisi sponsor dan turnamen internasional.
Padel justru menjadi fenomena baru. Olahraga ini berkembang pesat di Spanyol dan Amerika Latin, serta mulai naik daun di Asia, termasuk Indonesia. Pertumbuhan padel didukung karena lapangannya lebih kecil dan cenderung ramah bagi pemula yang ingin berolahraga santai namun tetap kompetitif.
Dari sudut pandang bisnis olahraga, padel memiliki prospek cerah di pasar baru. Biaya pembangunan lapangan yang lebih kecil bisa menjadi daya tarik investor dan pengembang fasilitas olahraga. Hal ini berbeda dengan tenis yang membutuhkan lahan lebih luas, sehingga investasi lebih besar.
Potensi pasar padel juga terlihat dari komunitas yang cepat berkembang. Di beberapa kota besar Indonesia, lapangan padel mulai dibangun dan komunitasnya aktif di media sosial. Gaya permainan yang inklusif dan sosial membuatnya lebih mudah diterima oleh generasi muda, khususnya urban millennial dan Gen Z.
Meski begitu, tenis tetap memiliki nilai prestise yang tinggi. Dengan dukungan turnamen besar dan sejarah panjang, tenis masih menjadi olahraga yang identik dengan kelas internasional. Kehadiran padel justru memperkaya ekosistem olahraga raket di Indonesia, membuka peluang baru bagi industri olahraga, hiburan, hingga pariwisata olahraga ke depan.














