JAKARTA, COBISNIS.COM – Bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) secara syariah mendapatkan berkah tersendiri di tengah tren suku bunga acuan yang tinggi.
KPR syariah menggunakan akad murabahah yang membuat angsuran tetap sepanjang masa KPR, berbeda dengan bank konvensional yang memberikan bunga tetap hanya dalam satu hingga tiga tahun pertama dan kemudian mengikuti pergerakan suku bunga acuan.
Contoh pertumbuhan KPR syariah dapat dilihat pada BCA Syariah yang mencatatkan pertumbuhan pembiayaan KPR iB sebesar 110% hingga Mei 2024, mencapai Rp 915 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Direktur BCA Syariah, Pranata, di tengah ketidakstabilan ekonomi dan tren suku bunga tinggi, pembiayaan rumah secara syariah menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat yang menginginkan kepastian dan kemudahan pembayaran cicilan hingga akhir pembiayaan.
Pranata juga menambahkan bahwa BCA Syariah optimis KPR iB masih berpotensi untuk tumbuh seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap keunggulan produk pembiayaan di bank syariah.
Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan KPR syariah tahun ini, BCA Syariah akan memperkuat sinergi pemasaran dengan grup BCA dan memperluas kerja sama skema pembiayaan dengan developer yang kredibel.
Pembiayaan rumah di PT Bank Syariah Indonesia (BSI) juga terus mengalami pertumbuhan positif. Hingga April 2024, pembiayaan BSI Griya mencapai Rp 53,4 triliun, tumbuh 8,36% secara year-on-year (yoy). Senior Vice President Consumer Business BSI, Praka Agung, menyebut bahwa BSI Griya memiliki keunikan dari sisi kepastian angsuran hingga jangka waktu pembiayaan berakhir, sehingga nasabah tetap nyaman mengatur arus kas dengan baik. Selain itu, jangka waktu pembiayaan BSI Griya bisa mencapai 30 tahun.
Praka menambahkan bahwa BSI Griya dapat dijadikan pilihan pembiayaan rumah yang menarik terutama untuk anak-anak muda yang menginginkan skema pembiayaan dengan angsuran tetap dan jangka waktu yang panjang. Pembiayaan BSI Griya cukup beragam, namun masih didominasi pembelian rumah pada kisaran Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar, tersebar di kota-kota potensial seperti Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar.
Untuk optimalisasi pembiayaan, BSI terus menggenjot pembiayaan rumah, terutama bagi anak-anak muda yang secara finansial sudah mapan dan belum memiliki rumah pertama.
Strategi yang dilakukan antara lain melalui edukasi pembiayaan syariah dan memberikan kemudahan untuk nasabah yang sudah payroll di BSI dengan adanya program khusus bagi nasabah payroll yang mengajukan pembiayaan BSI Griya. BSI juga bekerja sama dengan lebih dari 1500 developer di seluruh Indonesia.
Direktur Syariah CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara, menyampaikan bahwa pembiayaan KPR syariah di CIMB Niaga Syariah per April 2024 mencapai Rp 26 triliun. Pandji menyebut produk KPR masih sangat diminati oleh nasabah di tengah tren kenaikan inflasi dan suku bunga yang tinggi karena pembiayaan KPR masih menjadi pilihan utama bagi nasabah dalam membeli rumah di tengah backlog kebutuhan perumahan yang masih sangat besar.
Pandji juga menambahkan bahwa jenis KPR syariah yang masih diminati nasabah adalah KPR Syariah Primary untuk pembelian rumah baru dari developer, KPR Syariah Secondary untuk pembelian rumah second dari agen properti atau penjual perorangan, dan KPR Syariah Multiguna atau Refinancing, yaitu menjaminkan rumah untuk mendapatkan dana untuk keperluan konsumtif. Hingga akhir tahun, UUS CIMB Niaga menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan KPR hingga Rp 7 triliun.
Chandra Bagus Sulistyo, Peneliti lembaga Ekonomi (Perbankan), Sosial, dan Ekosistem Digital (ESED) serta Praktisi Perbankan BUMN, menilai bahwa di tengah tren suku bunga acuan yang masih tinggi, KPR syariah akan tetap prospektif bagi calon debitur maupun debitur yang ada. Selain itu, produk KPR syariah juga masih diminati karena kebutuhan akan kepemilikan rumah masih cukup besar. Chandra menambahkan bahwa sekarang banyak pengembang membuat cluster-cluster perumahan baru, jadi pasarnya masih terbuka.
Menurut Chandra, KPR yang masih diminati untuk saat ini adalah cluster-cluster perumahan karena KPR itu jangka panjang, sehingga angsuran per bulannya masih bisa terjangkau. Ia juga menyarankan bahwa dalam mengoptimalkan pembiayaan KPR, bank syariah harus memperbanyak kolaborasi dengan developer-developer besar untuk bisa menggaet potensi yang masih sangat besar.