JAKARTA, Cobisnis.com – Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 mencapai 4,94 persen dalam perbandingan tahunan (year on year – YoY). Pada konferensi pers pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023, Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam periode tersebut.
Pertama, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 didorong oleh peningkatan mobilitas dan sektor pariwisata. Mobilitas meningkat secara signifikan, dengan jumlah penumpang di seluruh moda transportasi mengalami peningkatan, seperti angkutan rel (naik 26,71 persen), angkutan laut (naik 11,12 persen), dan angkutan udara (naik 29,18 persen) secara YoY. Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga tumbuh sebesar 64,87 persen pada kuartal III-2023, mendekati level pra pandemi.
Kedua, aktivitas produksi tetap solid, ditandai dengan Indeks Manufaktur (PMI) Bank Indonesia yang masih berada di zona ekspansif sebesar 52,93 persen. Kapasitas produksi terpakai pada kuartal III-2023 mencapai 75,17 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal III tahun sebelumnya. Produksi semen tumbuh sebesar 3,05 persen, penjualan listrik naik 4,49 persen, dan produksi batubara meningkat 5,65 persen.
Faktor ketiga adalah stabilitas daya beli masyarakat yang tercermin dari tingkat inflasi yang terkendali. Inflasi pada bulan September 2023 tercatat sebesar 0,38 persen (Q to Q) dan 2,28 persen (YoY). Indeks penjualan eceran riil tumbuh sebesar 1,25 persen (YoY), penjualan sepeda motor naik 11,28 persen (YoY), nilai transaksi uang elektronik meningkat 6,91 persen, dan kartu kredit melonjak 25,75 persen. Kredit KPR dan KPA juga masih mengalami pertumbuhan sebesar 12,30 persen (YoY).
Terakhir, faktor keempat adalah belanja modal pemerintah yang tumbuh 32,37 persen (YoY) pada kuartal III-2023. Selain itu, Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen pada triwulan ketiga tahun 2023.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (YoY) mencerminkan resiliensi ekonomi negara ini, meskipun terdapat tantangan seperti perlambatan perekonomian global, perubahan iklim, dan penurunan harga komoditas ekspor unggulan. Dalam penghitungan PDB pada kuartal III-2023, berdasarkan harga berlaku, Indonesia mencapai Rp 5.296 triliun, sementara berdasarkan harga konstan 2010 sebesar Rp 3.124,9 triliun.