Cobisnis.com – Senior Professional Service Consultant Lark, Suryanto Lee, mengatakan tahun 2021 merupakan eranya bekerja secara hybrid atau hybrid working yang membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan organisasi. Dengan konsep yang fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban terhadap era baru.
“Platform kolaborasi digital, Lark, hadir sebagai inovasi cara kerja virtual yang mentransformasi cara berkolaborasi di tempat kerja dengan menggabungkan berbagai collaboration tools penting dalam satu platform yang saling terhubung,” kata Suryanto Lee di Jakarta, Senin (14 Desember 2020).
Lark menawarkan berbagai solusi sekaligus menjadi keunggulan bagi para pengguna karena dapat mengerjakan berbagai macam hal. Dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan video conference dalam satu aplikasi tunggal.
“Sehingga mampu memaksimalkan produktivitas karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kompetensi digital dalam penerapan hybrid working,” ujarnya.
Lark juga menghadirkan fitur seperti grup chat yang bisa menjangkau hingga 5.000 orang, panggilan video tanpa batas hingga 100 peserta, dan penyimpanan cloud gratis hingga 200GB memungkinkan para pengguna untuk berkolaborasi secara dinamis.
Lark mampu menjadi pusat kontrol yang memungkinkan tahap kerja terotomasi seperti persetujuan, alur kerja, pengeluaran, dan data kehadiran dapat diintegrasikan. Untuk lebih meningkatkan kolaborasi, Lark juga memiliki fitur Magic Share, sebuah fitur unik yang memungkinkan tim untuk berbagi dan mengedit dokumen dalam video call secara real-time membuat penerapan hybrid working menjadi lebih efektif.
“Semua fitur tersebut terintegrasi dengan baik dalam sebuah aplikasi tunggal yang tersedia di Mac, PC, iOS, dan Android,” jelas Suryanto Lee.
CEO Rumah Siap Kerja, Roestiandi Tsamanov, mengatakan di era digital dan terkoneksi, pelaku usaha perlu menentukan teknologi yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dengan demikian, setiap rangkaian proses bekerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan arah yang telah ditetapkan.
“Kami melihat bahwa UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital terbukti dapat meraih peluang yang lebih besar. Melalui penerapan teknologi yang tepat, tantangan yang ada dapat diatasi dengan baik dan malah justru mejadi peluang untuk lebih maju,” kata Roestiandi Tsamanov.
Peneliti Sosial dan Komunikasi, Devie Rahmawati, meyakini situasi pandemi Covid-19 adalah jembatan terhadap masa depan dan akselerator untuk transformasi digital. Situasi tidak akan kembali seperti sebelum adanya pandemi, namun masyarakat akan terus beradaptasi pada perubahan zaman dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.
Ia juga merujuk hasil penelitian Cisco yang menyayangi 58% karyawan secara global akan bekerja dari rumah selama 8 hari atau lebih setiap bulan pasca pandemi Covid-19.
“Dalam model kerja hybrid justru kombinasi antara kompetensi tenaga manusia dengan teknologi menjadi yang utama. Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan peran pemimpin yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok, baik untuk usaha besar, menengah, maupun kecil,” jelas Devie.