Cobisnis.com – Unilever meluncurkan kampanye Pangan Masa Depan (Future Foods) yang akan berdampak luas pada bisnis alternatif daging dan susu nabati secara global. Untuk mencapai target ini, Unilever akan menggelontorkan uang €1 miliar (Rp 16,8 triliun) dalam 5 hingga 7 tahun ke depan.
Inti dari kampanye ini adalah bagaimana mencari alternatif pangan nabati. Euromonitor memperkirakan pangan alternatif daging akan tumbuh menjadi industri $ 21 miliar tahun ini, sementara alternatif susu menjadi industri dengan $ 16,9 miliar.
Unilever akan mendorong kampanye Future Foods melalui berbagai produknya seperti The Vegetarian Butcher dan alternatif vegan dari merek-merek termasuk Hellmann’s, Magnum, dan Wall’s.
Future Foods diluncurkan dengan dua tujuan utama. Pertama, membantu masyarakat melakukan transisi menuju pola makan yang lebih sehat. Kedua, mengurangi dampak lingkungan dari rantai makanan.
Unilever sebagai produsen merek ternama seperti Lipton, Ben & Jerry, Magnum, Bango, Royco, Buavita, SariWangi, dan Wall’s berkomitmen untuk:
1. Memangkas sisa limbah makanan hingga separuhnya pada tahun 2025, di sepanjang rantai operasional langsung Unilever dari pabrik hingga rak – lima tahun lebih cepat daripada komitmen awal (sebagai bagian dari target Champions 12.3 coalition).
2. Menggandakan jumlah produk yang memberikan nutrisi baik – didefinisikan sebagai produk yang mengandung jumlah sayuran, buah-buahan, protein, atau nutrien mikro seperti vitamin, zinc, zat besi, dan iodium yang berdampak besar – pada tahun 2025.
3. Terus berupaya mengurangi kandungan kalori, garam, dan gula di semua produk.
4. Setidaknya 85% dari portofolio makanan Unilever akan mendukung pola makan yang memberikan asupan maksimal 5gr garam per hari pada tahun 2021
5. Dalam hal es krim kemasan, 95% produk akan mengandung kurang dari 22gr gula total dan 250 Kkal per porsi pada tahun 2025
“Sebagai salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia, kami memiliki peran yang besar dan penting dalam membantu melakukan transformasi pada sistem pangan global. Kami tidak bisa menentukan apa yang dikonsumsi oleh masyarakat, tetapi kami bisa mengupayakan agar makanan dengan alternatif nabati dan lebih sehat bisa diakses oleh semua orang,” jelas Presiden Divisi Foods & Refreshment Unilever, Hanneke, dalam siaran pers, Rabu (18 November 2020).
Future Foods Univelever merupakan target yang sangat berani dan luas, tapi ini adalah komitmen perusahaan untuk bisa menjadi Force for Goods, atau untuk menjadi kekuatan pendorong kebaikan.
Sudah diakui secara luas bahwa sistem pangan global saat ini tidak adil dan tidak efisien. Satu miliar orang di seluruh dunia kelaparan, sementara dua miliar lainnya mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Sepertiga dari semua makanan yang diproduksi terbuang begitu saja. Peternakan adalah kontributor terbesar kedua dari emisi gas rumah kaca (GRK) sesudah bahan bakar fosil, dan menjadi penyebab utama deforestasi, polusi air dan udara, serta punahnya keanekaragaman hayati.
“Dengan meningkatkan produksi makanan dan melindungi lingkungan makanan, mentransformasi kebiasaan makan, serta mengurangi sampah makanan, kita dapat mulai menyelesaikan berbagai masalah. Komitmen Unilever sangat membantu masyarakat melakukan perubahan pola makan dengan produk makanan yang lebih sehat, berkelanjutan, mudah diakses, dan terjangkau bagi konsumen,” kata Jessica Fanzo – Bloomberg Distinguished Associate Professor bidang Kebijakan dan Etika Makanan & Pertanian Global di Johns Hopkins University.