JAKARTA,Cobisnis.com – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan bahwa pengembangan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal sejatinya harus didukung dengan masifnya kemajuan teknologi.
Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro Kemenkop Berry Fauzi mengatakan atas dasar tersebut pelaku UMKM diharapkan bisa beradaptasi secara digital guna menjangkau lebih banyak masyarakat.
“Hal ini perlu digencarkan untuk mengambil potensi dari pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19,” ujarnya dalam keterangan tertulis hari ini, Jumat, 19 Mei.
Menurut Berry, proses digitalisasi nyatanya tidak hanya membantu UMKM untuk menjangkau lebih banyak pembeli, melainkan bisa membawa bisnis pengusaha lokal ke jenjang yang lebih profesional.
“Salah satu upaya digitalisasi yang bisa dilakukan oleh UMKM adalah memanfaatkan platform e-commerce,” tuturnya.
Oleh karena itu, sambung Berry, pihaknya mendorong pelaku UMKM memanfaatkan jaringan marketplace untuk memasarkan produknya di masa pandemi. Sebagaimana tertuang dalam laporan MSME Empowerment Report 2022.
“Sebanyak 40 persen UMKM menggunakan sosial media, 38 persen menggunakan instant messaging, menggunakan e-commerce 13 persen, dan ride hailing 5 persen,” katanya.
Berry menambahkan, guna menjawab berbagai tantangan ini, pemerintah menggandeng pihak swasta untuk mendukung program dukungan terhadap UMKM lokal, termasuk program pelatihan hingga pendampingan.
“Kami mengajak Tokopedia dan Adaro Indonesia untuk melakukan pelatihan usaha kepada pelaku usaha, utamanya di wilayah Kalimantan. Pada program ini, pelaku usaha binaan mendapatkan pelatihan dan pendampingan intensif melalui Filantra Indonesia tentang kiat mengembangkan usahanya secara online melalui platform Tokopedia selama tiga bulan,” terangnya.
Berry mengungkapkan, salah satu pelaku UMKM yang menerima manfaat dari pelatihan tersebut adalah Arsani selaku pemilik Kopi Pasak Bumi asal Tabalong, Kalimantan Selatan. Arsani mengaku bersyukur dapat menyerap setiap pengetahuan yang disampaikan saat pelatihan.
Arsani menceritakan, Kopi Pasak Bumi telah berdiri sejak 2014. Produknya sangat diminati masyarakat bahkan sempat dijual ke beberapa toko ritel, seperti di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
“Setelah mengikuti pelatihan terjadi peningkatan bisnis sekitar 40 persen. Sebelumya produksi sekitar 300 kg/bulan sekarang 500 kg lebih per bulannya,” kata Arsani.
Meski sudah terbilang cukup maju dibanding sebelumnya, Arsani masih terus mengantisipasi setiap tantangan di tengah persaingan dengan sejumlah UMKM lainnya. Baginya, selalu ada peluang baru ke depan.
“Saya sendiri bukanlah seorang pebisnis namun saya bisa menciptakan orang yang membuat bisnis agar bisnis tetap berjalan tanpa harus ada saya di dalamnya,” tutup dia.