Cobisnis.com – Pandemi Covid-19 menghantam bisnis ritel di Tanah Air. Dampak dari pagebluk ini, perusahaan ritel PT Matahari Department Store Tbk melaporkan penjualan kotor sebesar Rp5,9 triliun di akhir September 2020, atau anjlok 57,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, pendapatan bersih perseroan juga turun 57,5% menjadi Rp3,3 triliun.
Matahari tercatat mulai pulih secara stabil pada Juli, Agustus, hingga pertengahan September 2020. Selanjutnya agak melandai lagi ketika pada 14 September diberlakukan lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dan adanya pembatasan operasional di lokasi lainnya.
“Hal ini menyebabkan Matahari menutup beberapa gerainya untuk sementara, sehingga memperlambat kinerja pada kuartal tersebut,” ujar CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O’Connor, di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Untuk mengurangi dampak pandemi, Perseroan menjalankan pengetatan biaya, termasuk upaya negosiasi untuk memperoleh keringanan sewa, yang menghasilkan penurunan beban operasional sebesar 26,2% pada kuartal ketiga dan 29,3% pada periode Januari sampai dengan September. Meski demikian, Matahari membukukan rugi bersih Rp617 miliar selama sembilan bulan yang berakhir pada September 2020.
Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung memang mempercepat penutupan gerai-gerai yang berkinerja kurang baik sejalan dengan upaya Matahari dalam restrukturisasi bisnis.
Menurut dia, sepanjang tahun ini, tujuh gerai format besar dan seluruh gerai khusus ditutup dan tiga gerai format besar dibuka. Saat ini Matahari mengoperasikan 153 gerai di 76 kota di seluruh Indonesia. Perseroan juga berniat untuk mengakhiri tahun ini dengan portofolio sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan.
“Semua rencana pemulihan kami berjalan sesuai rencana, namun peningkatan kunjungan ke gerai kami tertahan oleh PSBB pada September 2020. Gerai kami terus menjunjung tinggi 5 Komitmen Matahari, dan tetap melayani pelanggan dengan baik dengan protokol kesehatan yang ketat,” jelas dia.
Perseroan juga telah melunasi fasilitas kredit tambahan yang diperoleh di bulan Mei tahun ini. Perseroan pun melakukan kontrol yang ketat atas pengeluaran perusahaan dan pembekuan belanja modal perusahaan masih berlaku selain terkait dua toko yang dibuka pada kuartal ini.
“Pemulihan pemotongan gaji telah dimulai sejalan dengan pemulihan kami, dan direncanakan untuk pulih sepenuhnya pada kuartal IV/2020,” tandasnya.