JAKARTA, Cobisnis.com – Ketiga pembangkit listrik panas bumi Star Energy, yakni Star Energy
Geothermal Salak, Star Energy Geothermal Darajat II, dan Star Energy Geothermal Wayang Windu
berhasil meraih enam Subroto Award dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada
Selasa (28/9) malam.
Star Energy Geothermal Salak, Ltd, mendapat peringkat Aditama dengan nilai tertinggi untuk kategori
Kategori Kinerja Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Panas Bumi, peringkat
Aditama untuk kategori Kinerja Penerapan K3 & Keteknikan Panas Bumi serta menduduki Juara
Pertama untuk kategori Kontribusi PNBP Panas Bumi Terbesar.
Selanjutnya, Star Energy Geothermal Darajat II, Ltd meraih Aditama dengan nilai tertinggi untuk
Kinerja Penerapan K3 & Keteknikan Panas Bumi, dan penghargaan Aditama untuk Kinerja
Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Panas Bumi. Sementara Star Energy
Geothermal Wayang Windu, Ltd meraih penghargaan Aditama untuk kategori Kinerja Pengendalian
Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Panas Bumi.
Hendra Soetjipto Tan, Group CEO Star Energy Geothermal (SEG) meyakini, pencapaian ketiga aset ini
merupakan bukti dari keunggulan operasi dan komitmen perusahaan dalam mengelola aspek-aspek
lingkungan dan keselamatan kerja di seluruh operasi perusahaan. “Kami selalu berusaha menjaga
kinerja unggul operasi kami, salah satunya dengan menggunakan teknologi-teknologi terdepan untuk
meminimalisir dampak lingkungan,” jelas Hendra Tan.
Salah satu keunggulan teknologi yang sedang dikembang Star Energy Geothermal yakni Pembangkit
Binary di Salak. Pembangkit Binary dapat meminimalkan footprint di lahan konservasi karena
memanfaatkan right of way yang sudah ada, dapat mengekstraksi panas dari hot brine, mengurangi
pemanfaatan listrik untuk pemakaian sendiri, dan memerlukan perawatan yang minimal.
“Kami juga sangat bangga karena Star Energy Geothermal Salak, Ltd mampu meraih juara 1 untuk
kategori Kontribusi PNBP Panas Bumi Terbesar. Hal ini menunjukkan besarnya manfaat PLTP Salak
yang dapat dirasakan oleh masyarakat baik dari segi pasokan listrik maupun kontribusi PNBP,” imbuh
Hendra Tan.
SEG saat ini mengelola tiga PLTP dengan kapasitas total 875 MW, yang tersebar di Jawa Barat yaitu di
Salak, Darajat dan Wayang Windu. Ketiga wilayah operasi PLTP yang berada di kawasan pegunungan
dan hutan lindung, membuat SEG terus berkomitmen untuk melakukan program restorasi dan
konservasi yang melibatkan pemerintah daerah setempat dan mitra yang kompeten di bidangnya yang
dipadukan pemberdayaan masyarakat untuk memastikan keberlanjutan operasi, pelestarian
lingkungan, dan manfaat sosial di semua wilayah kerjanya.
Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menegaskan target pemerintah untuk
mendorong pengembangan Energi Bartu Terbarukan (EBT), termasuk panas bumi. “Untuk mencapai
target menuju zero emission pada 2060 dengan transisi energi bersih, ramah lingkungan dan rendah
karbon. Dibidang EBT, sedang difinalisasi harga EBT yang lebih menarik untuk investor. Pemerintah
juga ada program government drilling panas bumi untuk mengurangi risiko investasi.”