Cobisnis.com – Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesa (KPAI), Retno Listyarti, melakukan survei singkat Persepsi Peserta Didik tentang rencana pemerintah membuka pembelajaran tatap muka (PTM) pada Januari 2021.
Dari 62.448 responden, mayoritas setuju sekolah tatap muka dibuka pada Januari 2021, dengan rincian sebanyak 48.817 siswa atau 78.17% dari total responden. Sedangkan yang tidak setuju hanya 6.241 siswa atau sekitar 10% dari total responden. Adapun yang menjawab ragu-ragu mencapai 10.078 siswa atau sekitar 16,13% dari total responden.
Responden yang setuju pembelajaran tatap muka dibuka pada Januari 2021 umumnya memberikan alasan sudah jenuh Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan butuh variasi dengan pembelajaran tatap muka (PTM), terutama untuk praktikum dan membahas materi sulit yang tidak bisa diberikan melalui PJJ.
“Hampir 56% responden yang setuju PTM menyatakan alasan ini, terutama siswa kelas 6 SD dan siswa kelas 9 SMP dan siswa kelas 12 SMA/SMK,” kata Retno dalam siaran pers yang diterima Cobisnis.com, Minggu (27 Desember 2020)
Sebaliknya, responden yang tidak setuju PTM di buka pada Januari 2021, umumnya khawatir tertular Covid-19 karena kasusnya masih tinggi di daerahnya masing-masing. Responden yang menyatakan alasan ini mencapai 45% yang menolak sekolah dibuka.
Ada juga yang menyatakan meragukan kesiapan sekolahnya dalam menyediakan infrastruktur dan protocol kesehatan/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah di satuan pendidikan.
“Yang menyatakan alasan ini mencapai 40% responden,” ujar Retno.
Survei dilaksanakan selama satu pekan yaitu pada 11-18 Desember 2020 dengan jumlah responden atau partisipan peserta didik mencapai 62.448 siswa berasal dari 34 provinsi. Responden anak laki-laki mencapai 55% dan responden anak perempuan 45%.
Adapun jenjang pendidikan yang berpartisipasi, yang terbesar adalah pendidikan dasar, yaitu siswa SD mencapai 28.164 anak (45%) dan siswa SMP sebanyak 28.132 anak (46%). Siswa SMA yang berpartisipasi hanya 3.707 orang (5,6%), siswa SMK lebih banyak, yaitu 4.184 orang (6,7%),
Sedangkan siswa SLB yang mengikuti survey sebanyak 49 anak (0,08%). Sisanya 900 anak berasal dari Madrasah (1,44%).
Survei singkat ini menggunakan aplikasi yang Google form. Penyebaran kuisioner survei dilakukan melalui aplikasi WhatsApp dan Facecook (FB), dibantu penggiat pendidikan dan para guru dalam jaringan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).