JAKARTA, Cobisnis.com – Sebagai penyebab utama kebutaan, penanganan katarak juga mesti terus dikembangkan. Selama ini, metode fakoemulsifikasi menjadi tindakan operasi yang umum diterapkan pada penderita katarak. Prosedur operasi ini dinilai lebih aman dan dianggap sebagai goldstandard karena hanya membutuhkan luka sayatan kecil dengan waktu penyembuhan yang lebih cepat.
Namun, metode fakoemulsifikasi ternyata memberikan tantangan pada pasien katarak yang menyandang miopia/rabun jauh tinggi; yaitu risiko ketidakstabilan area zonula mata. Zonula merupakan jangkar transparan dan elastis yang menghubungkan ekuator lensa dengan badan silier dan retina bagian siliaris.
Memahami situasi itu, DR. Dr. Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K) menggagas pendekatan baru untuk tindakan operasi katarak dengan menggunakan implantasi Capsular Bag Tension Ring (CTR). Penelitian ini tertuang dalam disertasi “Peran Capsular Tension Ring Pada Populasi Miopia Tinggi yang Menjalani Fakoemulsifikasi Terhadap Optimalisasi Penglihatan dan Efisiensi Menjaga Kestabilan Area Zonula’. Penelitian berlangsung mulai Mei 2019 hingga Juni 2020 dengan melibatkan 51 subjek.
“Penelitian ini bertujuan memberikan solusi bagi penderita katarak dengan miopia tinggi agar memiliki opsi tindakan penanganan yang lebih presisi dan aman. Terlebih pasien dengan miopia tinggi memiliki prevalensi 62% menjadi katarak pada usia lebih dini, bahkan dalam rentang masa produktif. Dengan penanaman CTR yang tepat, pasien dapat terbebas dari penyakit katarak dan penglihatannya kembali optimal. Dengan demikian pasien dapat kembali mandiri dan produktif,” papar DR. Dr. Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K).
Pemaparan hasil penelitian secara rasional, sistematis dan empiris pada Ujian Terbuka, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang berlangsung hari ini secara virtual, mengantarkan DR. Dr. Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K) meraih gelar Doktor.
Concern terhadap penanganan katarak di Indonesia juga mendorong JEC selaku eye care leader untuk menghadirkan layanan yang dapat diandalkan. JEC melalui fasilitas JEC Cataract & Refractive Surgery Service sejak 1984 yang menghadirkan layanan komprehensif dan modern bagi pasien katarak, mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah.
Tak hanya didukung teknologi yang mutakhir, JEC Cataract & Refractive Surgery Service diperkuat 31 dokter spesialis katarak dan tenaga medis mumpuni. JEC sendiri dalam 3 tahun terakhir telah menangani sekitar 50,000 tindakan operasi katarak.
“Selama 38 tahun JEC Eye Hospitals and Clinics terus melakukan improvement layanan Kesehatan mata. Kami terus mengembangkan layanan berdasarkan temuan-temuan terbaru berbasis sains yang progresif untuk memberi solusi pada tantangan yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia. Bersama jajaran praktisi yang mumpuni, seperti DR. Dr. Vidyapati Mangunkusumo, SpM(K), JEC optimis mampu melanjutkan kontribusi kami pada dunia kesehatan mata di Tanah Air,” ujar Mubadiyah, S.Psi, MM selaku Kepala Divisi Markom JEC Eye Hospitals and Clinics.