Cobisnis.com Kembali di siapkan rumah berhantu untuk mengarantina pemudik oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah, Pada tahun lalu, terdapat sejumlah pemudik di Sragen yang diharuskan menjalani karantina di rumah hantu yang terkesan angker tersebut.
“Kita siapkan gedung yang sama untuk pemudik. Ada empat ruang yang bisa dipakai pemudik. Sewaktu-waktu bisa kami buka untuk karantina pemudik,” terang Kepala Desa Sepat, Mulyono, Kamis (22/4/2021).
Bangunan rumah milik Mulyono itu awalnya difungsikan sebagai gudang penyimpanan barang.Rumah angker tersebut berlokasi tak jauh dari Pasar Pucuk Masaran.Setelah usaha berhenti, rumah itu menjadi tidak terurus selama bertahun-tahun hingga dianggap berhantu.
Karena kejadian di tahun lalu, pemudik yang harusnya mengisolasi diri mereka sendiri selama 14 hari di rumah. Akan tetapi, salah seorang pemudik kedapatan keluyuran hingga Kota Sragen.Terpaksa rumah angker itu digunakan untuk mengisolasi pemudik yang tidak tertib aturan pada tahun lalu.
Akibatnya, pemudik itu dijebloskan ke rumah hantu di Sragen tersebut. Pada tahun lalu, beberapa pemudik merasa tidak kuat tinggal di ruang isolasi. Mereka kapok lalu memohon pulang setelah beberapa malam bermimpi buruk.
Pemerintah Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Sragen, tidak menyiapkan ruang isolasi khusus kepada warga yang nekat mudik. Kendati begitu, para pemudik diminta menjalani isolasi di Gedung Technopark Ganesha Sukowati.
“Kemarin ada satu rumah berisi empat orang yang langsung kami arahkan menjalani isolasi di Technopark. Perlu rayuan supaya mereka mau isolasi di sana,” jelas Kepala Desa Sigit, Wardoyo