Cobisnis.com – Red Hat kenalkan kemampuan baru yang disematkan ke Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift, yang dirancang untuk membantu enterprise mendorong edge computing mereka ke hybrid cloud.
Fitur baru di Red Hat Enterprise Linux dapat memaksimalkan stabilitas sistem dan mempertahankan workload yang independen di ruang fisik yang lebih kecil. Adapun Red Hat OpenShift kini memiliki node architecture sehingga pekerja yang bekerja secara remote dapat mengimplementasikan Kubernetes di ruang yang terbatas maupun jarak jauh.
“Berbagai kemampuan baru dari Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift telah memungkinkan enterprise menciptakan berbagai inovasi berbasis standar terbuka di seluruh lingkungan IT mereka. Dari ruang-ruang server dan lingkungan virtual sampai ke public cloud dan lokasi paling terpencil sekalipun dari jaringan enterprise mereka,” kata Stefanie Chiras, Senior VP dan GM Red Hat Enterprise Linux, dalam siaran pers, Jumat (4 Desember 2020).
Worldwide Edge Spending Guide dari IDC menyatakan market edge computing di seluruh dunia diperkirakan mencapai US$250,6 miliar pada 2024. Prediksi itu juga menyatakan software yang berkaitan dengan edge diprediksi akan mencapai setidaknya 21 persen dari pengeluaran tersebut.
Red Hat yakin sekali bahwa edge computing membutuhkan open hybrid cloud, yang dibangun di atas fondasi Linux kelas enterprise dan Kubernetes yang siap produksi. Dengan pembaruan ini, Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift semakin memiliki kelengkapan yang lebih baik untuk memenuhi permintaan tersebut.
Enterprise Linux, Siap untuk Edge
Ruang fisik yang kecil, lokasi yang jauh, dan konektivitas yang terbatas pada perangkat edge telah menghadirkan tantangan bagi operating system tradisional namun memiliki fitur yang lengkap, tapi tidak bagi Red Hat Enterprise Linux.
Dengan adanya peningkatan pada Red Hat Enterprise Linux 8.3, platform Linux kelas enterprise ini dapat digunakan baik di core datacenter maupun di berbagai remote server yang berada di ruang-ruang sempit. Platform ini juga menghadirkan tingkat dukungan, stabilitas, dan fitur-fitur keamanan yang dibutuhkan dalam implementasi edge kelas enterprise.
Pembaruan yang berfokus pada Edge untuk Red Hat Enterprise Linux meliputi:
1. Pembuatan operating system image yang cepat untuk edge melalui fitur bernama Image Builder. Fitur ini memudahkan organisasi IT menciptakan image yang diciptakan khusus untuk memecahkan berbagai masalah arsitektural yang melekat pada edge computing, tetapi dapat juga disesuaikan untuk kebutuhan tertentu.
2. Device update secara remote melalui mirroring untuk melakukan berbagai update pada saat terjadi reboot pada perangkat atau sumber listrik, sehingga membantu membatasi downtime dan intervensi manual dari tim respons IT.
3. Update Over-the-air yang mentransfer lebih sedikit data dengan tetap mendorong code yang diperlukan, sehingga menjadi fitur ideal bagi lokasi dengan konektivitas terbatas.
4. Intelligent rollbacks yang dibangun berbasis kemampuan OSTree.
Pengguna bisa melakukan pengecekan masalah yang spesifik pada workload mereka, seperti mendeteksi terjadinya conflict atau masalah code. Ketika sebuah masalah terdeteksi, image akan secara otomatis mencari update terakhir yang paling bagus, sehingga mencegah terjadinya downtime yang tak perlu di edge.
Dengan segala kemampuan ini, Red Hat Enterprise Linux dapat menjadi platform Linux tunggal yang siap mendukung berbagai aplikasi di seluruh lingkungan enterprise, dari server di on-premise ke public cloud dan dari core datacenter ke perangkat edge di tempat yang jauh sekalipun.
Standarisasi pada inovasi terbuka ini dapat menjadi tulang punggung bagi open hybrid cloud, sehingga perusahaan-perusahaan dapat fokus pada inovasi aplikasi dan layanan serta memecahkan tantangan kompetibilitas maupun integrasi yang terjadi di lingkungan IT.
“Produk dan layanan di edge telah menciptakan gelombang transformasi digital berikutnya secara global dan di hampir seluruh industri, di mana para vendor teknologi edge kini sedang mencari peluang pasar yang substansial dalam beberapa tahun ke depan,” kata Research Director Edge Strategies IDC, Dave McCarthy.