Cobisnis.com – Aksi jual alias profit taking sudah diperkirakan mewarnai perdagangan saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) awal pekan ini lantaran negatifnya sentimen dari bursa saham AS, kejatuhan beberapa harga komoditas, dan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama bulan lalu. Pembelian saham disarankan di harga bawah.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas mengatakan, selama bulan April IHSG menguat cukup tajam sebesar 5,61% sehingga membuat indeks secara year to date (ytd) terkoreksi turun sebesar 25,13%. “Tetapi, sayangnya Investor Asing justru membukukan Net Sell sebesar Rp8,75 triliun sehingga membuat Net Sell Asing ytd sebesar Rp19,16 triliun,” katanya di Jakarta, Senin 4 Mei 2020.
Di awal pekan dan bulan Mei ini, kata dia, IHSG diperkirakan rawan terkena aksi profit taking seiring kejatuhan Dow Jones Industrial Average (DJIA) selama 2 hari sekitar 910 poin (3,69%) dan jatuhnya iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO) sekitar 3,89%.
“Hal tersebut terjadi di tengah terus bertambahnya jumlah korban yang terjangkiti dan tewas di Indonesia di mana Virus Corona sudah menjangkiti 11.192 orang menuju 12.000 orang dengan jumlah yang tewas 845 orang, menuju 1000 orang dan Fatality Rate sebesar 7,55%,” ujarnya seraya mengutip Worldometers Info.
Lebih lanjut, sentimen negatif juga datang dari jatuhnya harga Nikel sebesar 3,05%, Emas 1,10%, Batu Bara 0,76% dan Timah 1,85% sehingga bisa memberikan tekanan atas saham berbasis komoditas tersebut. Di lain pihak, kabar positif di pasar komoditas datang dari menguatnya harga WTI Crude Oil sebesar 28,09% & crude palm oil (CPO) 2,74%.
Mengetahui IHSG berpeluang terkena profit taking, di tengah investor asing yang terus membukukan Net Sell di mana secara ytd sudah mencapai Rp19,16 triliun serta secara valuasi cukup banyak saham sangat menarik untuk dibeli, Edwin merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan aksi Buy on Weakness (BoW) atau Swing Trade.
“Pelaku pasar dapat fokus atas saham dari Bank, Semen, Infrastruktur, Fast Moving Consumer Goods (FMCG), Pakan Ayam dan Telekomunikasi dalam perdagangan Senin ini,” tuturnya. Pada pukul 11.45 WIB, IHSG berada di zona merah 111,354 poin (2,36%) di posisi 4.605. “Pergerakan IHSG diprediksi berada dalam kisaran support 4.603 dan resisten 4.752,” ungkap Edwin.
Di atas semua itu, Edwin merekomendasikan beli di harga bawah alias Buy on Weakness (BoW) saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).