JAKARTA, Cobisnis.com – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) berkolaborasi dengan KONEKIN, sebuah platform sosial yang mendorong ekosistem inklusif di Indonesia, dalam mengadakan Pelatihan Literasi Keuangan Inklusif bagi sekitar 650 Penyandang Disabilitas. Berlangsung pada Sabtu, 28 September 2024 lalu di Ganara Art, fX Sudirman, Jakarta Pusat, acara ini turut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komisi Nasional Disabilitas (KND) dari Kementerian Sosial, dan lembaga lainnya.
Mengangkat semangat #MenujuIndonesiaInklusif, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pendidikan literasi keuangan kepada penyandang disabilitas dengan menghadirkan kegiatan yang inklusif, memiliki aksesibilitas, dan merangkul keberagaman. Momen ini juga bertepatan dengan Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024 yang mengangkat tema Sign Up for Sign Language Rights untuk melestarikan bahasa isyarat sehingga memudahkan komunikasi dengan para penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu.
Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia, mengatakan, “Prudential Indonesia hadir untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya, mampu mengelola keuangannya, dan memiliki kehidupan sejahtera dengan ketahanan finansial yang kuat bagi setiap lapisan masyarakat, termasuk teman-teman kita yang menyandang disabilitas.”
Tidak hanya dalam rangka menyambut Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 yang berlangsung selama Oktober ini, kegiatan kolaborasi Prudential Indonesia dengan KONEKIN ini diselenggarakan sebagai upaya mendukung program OJK yang terangkum dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia tahun 2021-2025, di mana penyandang disabilitas termasuk dalam sasaran prioritas edukasi keuangan, serta sejalan dengan POJK Nomor 22 Tahun 2023 tentang Pelindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan dan POJK Nomor 3 Tahun 2023 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi Konsumen dan Masyarakat.
Lebih lanjut, Survei Ekonomi Nasional tahun 2020 mencatat terdapat sekitar 28,05 juta penduduk penyandang disabilitas di Indonesia atau setara 10,38% dari jumlah penduduk Indonesia. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) terbaru dari OJK yang dipublikasikan per Agustus 2024 mencatat bahwa, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%. Meski indeks literasi dan inklusi keuangan meningkat dibandingkan periode sebelumnya, layanan keuangan masih sulit diakses oleh sebagian masyarakat, khususnya kelompok disabilitas. Data dari OJK menyebutkan, baru 22% kelompok disabilitas yang memiliki akses keuangan atau yang memiliki rekening, sedangkan 78% belum tersentuh akses keuangan. Bahkan, 55,3% kelompok disabilitas belum mendapatkan literasi keuangan secara maksimal.
“Prudential Indonesia terus meningkatkan dukungan kami kepada pemerintah untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, termasuk masyarakat disabilitas,” ungkap Karin. Sebagai perusahaan asuransi di Indonesia yang memiliki komitmen keberlanjutan untuk berkontribusi dalam mewujudkan perlindungan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia yang kuat secara finansial, Prudential Indonesia senantiasa berupaya dalam menanamkan pemahaman finasial yang tepat bagi masyarakat khususnya keluarga Indonesia, sehingga semua masyarakat termasuk masyarakat disabilitas memiliki kemampuan yang sama untuk berdaya, mengelola keuangannya dengan bijak, dan meraih masa depan mereka dan keluarganya.
Inisiatif program dari Prudential Indonesia ini pun turut meraih dukungan dari OJK. Anugrah Sutejo, Analis Senior Deputi Direktur Perencanaan, Pengembangan, Evaluasi Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, mengatakan, “Kami mengapresiasi inisiatif yang diadakan oleh Prudential Indonesia yang telah secara konsisten dan proaktif menjadi mitra OJK dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia, termasuk bagi kelompok disabilitas.”
Ia menambahkan bahwa OJK berharap kolaborasi positif dan komitmen ini bisa berkelanjutan hingga semakin banyak masyarakat yang melek keuangan dan tidak ada yang tertinggal, termasuk kelompok yang paling rentan.
Marthella Rivera Roidatua, Founder & CEO KONEKIN, mengatakan, “Kami berterima kasih atas kepercayaan dari Prudential Indonesia untuk bermitra dengan kami, dengan misi untuk memberdayakan teman-teman disabilitas dengan meningkatkan literasi keuangan sekaligus membuka akses keuangan yang lebih luas. Melalui sesi pelatihan literasi keuangan inklusif hari ini, kami berharap dapat menjangkau semakin banyak kelompok disabilitas dan keluarga agar semakin melek finansial, sekaligus mendorong terwujudnya ekosistem yang inklusif dan ramah disabilitas di Indonesia.”
Kolaborasi Prudential Indonesia dan KONEKIN merupakan momentum yang sangat baik untuk melakukan kegiatan yang berfokus pada literasi keuangan inklusif, khususnya bagi kelompok disabilitas. Pada acara ini, Prudential Indonesia memberikan materi Literasi Finansial bertajuk “Tips Mengelola Dana” dan “Mengenal Asuransi”, untuk mengedukasi dan membekali masyarakat disabilitas dan keluarga dengan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan yang disampaikan oleh Yulinda Basir dari Prudential Indonesia.
Acara ini juga menampilkan hiburan dari penyandang disabilitas yang berbakat, termasuk Pelita Monas yaitu sebuah kelompok penari Saman tuli, yang diikuti oleh Kemal seorang pemain biola penyandang down syndrome. Para pengunjung juga dapat menikmati makanan dan minuman dari UMKM yang dimiliki oleh para disabilitas, seperti Dignityku dan Treestori Coffee.
“Prudential Indonesia akan terus berupaya untuk mendorong peningkatan keuangan inklusif secara merata dan berkelanjutan di Indonesia. Kami hadir di tengah masyarakat Indonesia sebagai mitra dan pelindung terpercaya bagi generasi saat ini dan mendatang, termasuk bagi teman-teman penyandang disabilitas. Tidak hanya itu, Prudential Indonesia juga dapat memberikan pertanggungan Asuransi Jiwa bagi penyandang disabilitas fisik maupun sensorik dengan kriteria tertentu dengan mempertimbangkan keseluruhan kondisi medisnya. Dengan ini kami berharap bahwa asuransi jiwa bisa berkembang semakin inklusif,” tutup Karin.