JAKARTA,Cobisnis.com – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengajak negara-negara anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk berinvestasi di bandara-bandara yang ada di Indonesia.
Hal ini disampaikan Menhub Budi saat menjadi salah satu pembicara dalam pertemuan ICAO Global Implementation Support Symposium atau ICAO GISS 2023 di Seoul, Korea Selatan.
Budi mengungkapkan bahwa masih terdapat sejumlah masalah pascapandemi COVID-19 yang harus diselesaikan.
Beberapa di antaranya yaitu demand atau minat masyarakat yang mulai tinggi untuk menggunakan pesawat belum diimbangi dari sisi supply atau ketersediaan armada pesawat.
Selain itu, sambung Budi, juga masih banyak bandara-bandara yang perlu terus ditingkatkan kapasitas dan kualitas pelayanannya. Seiring dengan itu, Budi mengharapkan adanya dukungan dan kolaborasi global dalam dunia penerbangan sipil melalui ICAO.
Menurut Budi, kolaborasi dan sinergitas yang dilakukan bisa dilakukan dalam banyak hal, salah satunya adalah dalam hal pendanaan untuk mendukung kebutuhan pengembangan di bidang penerbangan yang sejalan dengan sasaran strategis ICAO.
Budi juga mengatakan Indonesia berupaya mengintensifkan kemitraan dengan sejumlah negara. Mengingat kemampuan fiskal negara (APBN) yang terbatas.
“Kami membuka peluang kerjasama melalui berbagai skema kerja sama pemerintah dan badan usaha,” tuturnya dalam keterangan resmi, Selasa, 30 Mei.
Kata Budi, salah satu peluang investasi di Indonesia bagi negara-negara anggota ICAO adalah bisnis di sektor bandara. Budi mengatakan Indonesia memiliki banyak bandara yang besar.
“Kami mengundang investor mancanegara untuk dapat menempatkan investasi di airport-airport ini. Kami juga mengundang kolaborasi antara airline Indonesia dengan luar negeri agar ada satu kekuatan finansial. Semoga ICAO dapat membantu mempromosikan negara-negara anggotanya,” tururnya.
Kata Budi, investasi bandara yang dilakukan pihak asing di Indonesia juga telah terjadi beberapa kali. Contohnya seperti kerja sama kemitraan antara Angkasa Pura 2 dengan GMR India di Bandara Kualanamu, Medan, serta kerja sama kemitraan melalui konsorsium Angkasa Pura 1 Wika dan Incheon Airport di Bandara Batam.
Ke depan, Budi berharap, ICAO dapat terus memberikan fasilitas peningkatan kualitas sumber daya manusia bagi para pelaku industri penerbangan, melalui berbagai program seperti workshop, seminar dan program vokasi lainnya.
“Hal ini dibutuhkan oleh para pelaku industri penerbangan, agar tetap memenuhi standar internasional dan meningkatkan aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan,” tuturnya.