JAKARTA, Cobisnis.com – Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam kerap mengucapkan doa untuk orang yang telah meninggal dunia. Salah satu ungkapan yang paling sering terdengar adalah “khusnul khotimah”. Namun, tidak sedikit yang masih keliru dalam memahami dan menuliskan istilah tersebut.
Dua frasa yang sering diperdebatkan adalah “khusnul khotimah” dan “husnul khotimah”. Sekilas terdengar hampir sama, tetapi secara makna keduanya sangat berbeda. Kesalahan dalam penyebutan bahkan bisa mengubah arti doa yang disampaikan.
Selama ini, banyak orang mengira “khusnul khotimah” adalah ungkapan yang tepat untuk mendoakan seseorang agar wafat dalam keadaan baik. Padahal, dari sisi bahasa Arab, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Perbedaan Makna yang Perlu Dipahami
Dalam bahasa Arab, kata “husnul” (حسن) berarti baik atau bagus. Jika digabungkan dengan kata “khotimah” (الخاتمة), maka “husnul khotimah” memiliki arti “akhir yang baik”, yaitu doa agar seseorang meninggal dalam keadaan iman dan diridhai Allah SWT.
Sementara itu, kata “khusnul” (خسن) menggunakan huruf “kho” (خ) yang maknanya justru cenderung negatif, seperti buruk atau hina. Oleh karena itu, frasa “khusnul khotimah” secara makna tidak tepat digunakan sebagai doa, karena bisa diartikan sebagai “akhir yang buruk”.
Kesalahan ini sering terjadi karena perbedaan pengucapan huruf “ha” (ح) dan “kho” (خ) terdengar mirip bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dengan pelafalan bahasa Arab. Padahal, dalam konteks doa dan ibadah, perbedaan satu huruf saja bisa mengubah arti secara signifikan.
Pentingnya Ketepatan Istilah
Dalam Islam, ketelitian dalam berdoa dan menggunakan istilah keagamaan sangat dianjurkan. Kesalahan penulisan maupun pengucapan dapat berdampak pada makna yang disampaikan, apalagi jika berkaitan dengan doa untuk orang yang telah wafat.
Oleh karena itu, istilah yang benar dan seharusnya digunakan adalah “husnul khotimah”, dengan huruf “ح” di awal kata. Ungkapan ini mencerminkan harapan agar seseorang menutup hidupnya dengan kebaikan dan mendapatkan rahmat Allah SWT.
Dengan memahami perbedaan ini, umat Islam diharapkan bisa lebih tepat dalam menggunakan istilah tersebut, baik dalam ucapan lisan maupun tulisan, agar doa yang disampaikan tetap sesuai dengan makna yang diharapkan.














