JAKARTA,Cobisnis.com – PT Hutama Karya (Persero) atau HK berhasil meraih kontrak baru senilai Rp1,9 triliun dalam proyek Pengembangan Proving Ground Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Proyek tersebut dikembangkan lewat skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang juga menggandeng PT Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo menyampaikan bahwa dalam proyek KPBU ini, pemilihan partner menjadi kunci sukses dalam pembangunan proyek.
“Kami telah melakukan pendekatan terhadap proyek ini secara intensif selama 2 tahun termasuk dalam melakukan pemilihan partner konsorsium karena proyek ini berteknologi tinggi serta membutuhkan pendanaan untuk investasi,” ujar Tjahjo dalam keterangan resmi, dikutip Jumat 4 November.
Tjahjo mengatakan proyek KPBU ini ditargetkan rampung dalam waktu 2 tahun ke depan, namun soft launching proyek diharapkan pada bulan November 2023 dan grand launching pada bulan November 2024.
“Adapun nilai investasi proyek ini Capital Expenditure senilai Rp1.986 miliar,” ucapnya.
Lebih lanjut, Tjahjo mengatakan bahwa ruang lingkup pekerjaan Hutama Karya dalam proyek ini meliputi desain proving ground yang akan dilengkapi berbagai fasilitas, pembangunan fasilitas dan penyediaan peralatan beserta sistem informasi, pemeliharaan infrastruktur dan peralatan pengujian, serta pelaksanaan pelatihan berkala.
Infrastruktur ini akan dilengkapi berbagai fasilitas modern untuk berbagai jenis uji tipe bagi kendaraan bermotor, seperti uji breaking system, speedometer, noise emission, rear view mirror, steering equipment, exhaust emission.
Untuk terwujudnya pengembangan sektor transportasi dan industri otomotif nasional, Hutama Karya turut serta dalam konsorsium IIAPG yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam proyek ini.
Konsorsium IIAPG terdiri dari PT Gobel International, PT Bintang Pradipa Persada, PT Astra Daihatsu Motor, serta Toyota Tsusho Corporation dan Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport & Urban Development (JOIN) dari Jepang.
“Dalam konsorsium IIAPG, Hutama Karya bertanggung jawab atas pekerjaan konstruksi mulai dari pekerjaan tanah, pekerjaan struktur jalan dan jembatan,” ujarnya.
Tjahjo mengatakan strategi Hutama Karya dalam menyelesaikan pembangunan proyek ini dengan mempercepat pengerjaan tanah. Sehingga diharapkan pekerjaan struktur lainnya dapat dilaksanakan secara paralel.
Lebih lanjut, dia mengatakan teknologi-teknologi peralatan pengujian untuk kendaraan bermotor dalam proyek ini juga akan memberi multiplier effect yang besar di antaranya menggerakkan sektor ekonomi lokal dengan mempekerjakan sumber daya lokal pada pembangunannya.
“Bahkan berpotensi membawa Indonesia ke posisi terdepan dalam lingkungan otomotif di kawasan ASEAN,” ucapnya.