JAKARTA, Cobisnis.com – Bersamaan dengan Hari Konsumen Nasional (Harkonas) yang jatuh pada 20 April, penting bagi semua pihak untuk menjalankan perannya sehingga bisa memberikan layanan yang memuaskan konsumen sesuai dengan hak mereka.
Ada beberapa tantangan yang muncul dalam kegiatan belanja online. Sebut saja pemberian informasi yang lengkap dan akurat terkait produk yang dipasarkan, kesigapan merespon pertanyaan, menindaklanjuti keluhan, memastikan proses pengemasan dan pengiriman juga sesuai yang dijanjikan pedagang.
Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Bima Laga mengakui bahwa pelaku industri e-commerce masih harus gencar melakukan edukasi yang terkait pemaparan deskripsi produk yang sesuai dengan kondisi riilnya.
“Salah satu penyebabnya adalah banyaknya reseller dan drop shipper yang bisa jadi belum menguasai product knowledge sehingga kurang tepat menuliskan deskripsi sehingga terjadi salah paham paska transaksi,” kata Bima dalam diskusi Pemanfaatan Teknologi dan Kurasi untuk Melindungi Hak Konsumen, secara daring, Senin (18/4).
“Selain jaminan kualitas produk, cara melayani konsumen tanpa bertatap muka juga butuh ditingkatkan. Belum lagi terkait keluhan after-sales yang masih seringkali menimbulkan kesalahpahaman antara konsumen dan pedagang,” ujarnya menambahkan.
Sejalan dengan Bima, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Veri Anggrijono menyatakan komitmennya beserta jajaran untuk bisa menghadirkan kepastian hukum bagi perlindungan konsumen. Ia memastikan akan membangun kerjasama yang erat dengan pelaku industri digital, terutama platform e-commerce untuk mewujudkan hal tersebut.
“Landasan hukum untuk menegakkan perlindungan konsumen sudah ada, namun perlu komunikasi dan kerjasama semua pihak untuk bisa menjalankannya,” ujarnya lagi. Meski demikian, konsumen juga harus menjalankan kewajibannya sehingga bisa terjalin kesetaraan dalam aktivitas konsumsinya,” kata Veri.
Saat ini ada jutaan merchant baru yang akhirnya membuka toko online di platform e-commerce yang sangat mungkin masih minim pengetahuan terkait menjalankan usaha dengan memanfaatkan teknologi digital. Jelas, platform e-commerce merupakan gerbang edukasi andalan yang tepat untuk membuka wawasan mereka tentang bagaimana menjangkau pasar luas dengan pelayanan yang memuaskan dan membuat konsumen loyal pada produknya.
Hal terpenting juga diemban oleh platform ecommerce menghadapi konsumen, bagaimana mendorong percepatan digitalisasi dengan membuat konsumen terbiasa dan nyaman berbelanja online. Kedua hal tersebut kerap menjadi tujuan utama industri ecommerce untuk menciptakan ekosistem digital yang bersinergi dan unggul dalam berkontribusi dalam pemulihan ekonomi.
“Kurasi dan sistem monitoring harian yang cermat menjadi kunci terhadap perlindungan hak konsumen untuk bisa mendapatkan produk asli yang sesuai dengan harapan dan juga uang yang mereka bayarkan, bahkan sistem monitoring yang kami terapkan sekaligus melindungi para seller,” ucap Restu tegas. “Bukan berarti fokus pada produk dengan label ternama saja, karena pelaku UMKM lokal juga banyak menghasilkan produk dengan kualitas unggulan dan banyak peminatnya,” kata SVP Commercial Analytics Blibli, Restu Kresnadi.