Cobisnis.com – PT Elnusa Tbk (Elnusa) melewati kuartal III-2020 dengan catatan kinerja positif di tengah triple shock yang membayangi. Ketiga faktor triple shock industri energi dan migas saat ini adalah: Fluktuasi harga minyak dunia yang berimbas pada berkurangnya geliat aktivitas migas; Pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi BBM nasional; serta fluktuasi nilai tukar rupiah yang dinamis.
Direktur Utama Elnusa, Ali Mundakir, mengatakan perusahaan menjalankan strategi diversifikasi portofolio yang seimbang sehingga Elnusa berhasil menstabilkan kinerjanya.
Menurut dia, triple shock yang dihadapi Elnusa berimbas pada perubahan skala prioritas beberapa pekerjaan jasa hulu migas, marjin profitabilitas yang kompetitif pada jasa EPCOM, serta fluktuasi kurs Rupiah yang cukup dinamis.
“Sebagai perusahaan jasa energi yang telah berusia lebih dari 50 tahun, Elnusa memiliki DNA resilience yang telah terbukti sepanjang tahun. Berbagai tantangan eksternal yang terjadi kurun 5 tahun terakhir berhasil dilewati dengan capaian kinerja positif,” kata Ali Mundakir dalam siaran pers yang diterima Cobisnis.com, Selasa (1 Desember 2020).
Elnusa, kata dia, melakukan diversifikasi portofolio jasa yang lengkap dan seimbang dari hulu hingga hilir migas. Masing-masing portofolio saling menopang satu sama lain dan mendukung kinerja konsolidasi.
Pada jasa hulu migas, beberapa proyek besar yang mendukung pertumbuhan Elnusa antara lain rampungnya pekerjaan survei seismik 2D Komitmen Kerja Pasti Jambi Merang, serta peningkatan produktivitas hydraulic workover unit & electric wireline logging.
Pada segmen jasa distribusi dan logistik energi, jasa transportasi BBM dan trading BBM Inmar mendapatkan sedikit tekanan. Namun pertumbuhan penjualan chemical & lubricant membuat segmen ini tetap stabil.
Sementara itu, jasa penunjang menunjukkan performa baiknya. Jasa pendukung marine serta fabrikasi peralatan migas berhasil tumbuh signifikan. Hingga kuartal III-2020, Elnusa mencatat pendapatan usaha sebesar Rp5,76 triliun, laba bruto Rp614 miliar, laba operasi Rp376 miliar dan laba bersih Rp187 miliar.
“Kinerja positif di tengah situasi industri migas global dan nasional yang penuh tantangan saat ini merupakan prestasi yang patut dibanggakan. Tidak sedikit perusahaan services nasional dan global yang membukukan kerugian bahkan menghentikan operasinya. Kinerja kuartal III ini merupakan upaya terbaik yang telah dilakukan Perseroan,” ujar Ali.
Menatap ke Depan
Ali menyatakan kinerja Elnusa akan semakin baik ke depannya. Optimisme perusahaan dilandasi pada kondisi faktual bahwa konsumsi energi dalam negeri masih lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan produksi nasional. Dengan demikian, semua aktivitas untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi migas nasional akan terus meningkat.
“Kondisi tersebut tentu saja menjadi peluang yang bisa diraih,” tegasnya.
Apalagi, pemerintah telah menargetkan berbagai rencana dalam peningkatan produksi minyak mentah nasional hingga 1 juta barel, penemuan cadangan migas baru, distribusi BBM ke wilayah terdepan, terluar dan tertinggal, hingga peningkatan bauran energi nasional.
Peluang semakin besar seiring adaptasi kebiasaan baru, progres penemuan vaksin Covid-19, serta perbaikan stabilitas makroekonomi.
Secara capital expenditure, Elnusa telah mengalokasikan Rp 1 triliun di awal tahun. Namun, triple shock menjadikan alokasi capital expenditure perlu disesuaikan menjadi Rp800 miliar untuk berbagai investasi peralatan migas yang mendukung pertumbuhan, investasi infrastruktur hilir, serta perawatan peralatan secara berkala. Hingga akhir 2020, diperkirakan 70% dari anggaran belanja modal tersebut akan terealisasi.
“Berbagai peluang yang ada ke depan, merupakan kesempatan pertumbuhan bisnis bagi Elnusa. Dengan diversifikasi portofolio, kompetensi, pengalaman panjang serta investasi yang mendukung pertumbuhan, tentunya Elnusa memiliki kesempatan yang lebih baik dalam menangkap berbagai peluang tersebut,” jelas Ali.