JAKARTA, Cobisnis.com – Jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Sumatra terus bertambah. Data terbaru BNPB per 14 Desember 2025 mencatat total 1.006 orang meninggal dunia di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Aceh menjadi provinsi dengan korban meninggal terbanyak, yakni 415 jiwa. Angka ini disusul Sumatra Utara sebanyak 347 orang dan Sumatra Barat 241 orang. Skala bencana yang luas membuat proses penanganan berjalan di tengah keterbatasan akses.
Selain korban meninggal, BNPB melaporkan sebanyak 217 orang masih dinyatakan hilang. Sementara itu, jumlah korban luka-luka mencapai 5.400 orang dengan kondisi beragam, mulai dari luka ringan hingga membutuhkan perawatan intensif.
Dampak sosial dari bencana ini juga sangat besar. Hampir satu juta warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, sebagian besar berada di fasilitas darurat dengan kondisi logistik yang terbatas.
Kerusakan infrastruktur tercatat cukup masif. Sebanyak 158.000 rumah dilaporkan rusak di 52 kabupaten terdampak banjir dan longsor. Kerusakan ini memperparah kondisi pengungsi yang kehilangan tempat tinggal.
Tak hanya permukiman, bencana juga merusak 1.200 fasilitas umum, 219 fasilitas kesehatan, 581 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, serta 498 jembatan. Kerusakan ini berdampak langsung pada aktivitas ekonomi dan layanan publik.
Sejumlah wilayah dilaporkan masih terisolasi akibat akses jalan yang terputus. Warga Aceh Tengah, Raodah, menyampaikan kondisi di daerahnya masih sangat kekurangan air bersih, listrik, dan sinyal komunikasi.
Keluhan itu disampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto saat berdialog dengan warga di Takengon, Aceh Tengah, Jumat (12/12). Warga meminta bantuan logistik dapat segera disalurkan.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo menegaskan pemerintah akan tetap turun tangan membantu para pengungsi. Namun ia mengakui bantuan tidak dapat dilakukan secara instan mengingat tantangan medan dan skala bencana.
Pada hari yang sama, Presiden juga mengunjungi Aceh Tamiang, salah satu wilayah terdampak paling parah. Ia menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat apabila kebutuhan dasar pengungsi belum sepenuhnya terpenuhi.
BNPB memperkirakan anggaran pemulihan pascabencana mencapai Rp51,82 triliun. Dana ini dibutuhkan untuk perbaikan infrastruktur, pemulihan ekonomi lokal, serta rehabilitasi sosial masyarakat terdampak.
Saat ini, proses pencarian korban hilang masih terus dilakukan bersamaan dengan upaya pembukaan akses jalan. Aceh dan Sumatra Utara juga telah memperpanjang status darurat bencana guna mempercepat penanganan.














