JAKARTA, Cobisnis.com – Kinerja PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di sepanjang tahun 2023 masih belum menunjukkan stabilitas yang memuaskan. BUKA mengalami kerugian setelah sebelumnya mencatat keuntungan. Nasib yang lebih buruk dialami oleh GOTO yang mengalami penurunan kerugian yang signifikan.
Dalam perbandingan kinerja kedua perusahaan teknologi tersebut pada tahun buku 2023, BUKA mencatat kerugian sebesar Rp 1,36 triliun, berlawanan dengan keuntungan sebesar Rp 1,98 triliun pada tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pendapatan bersih BUKA mengalami peningkatan.
Lebih tragis lagi, GOTO telah mengalami kerugian selama dua tahun berturut-turut. Pada tahun buku 2022, perusahaan tersebut mengalami kerugian sebesar Rp 39 triliun, yang kemudian meningkat menjadi Rp 90 triliun pada tahun 2023. Meskipun pendapatan GOTO juga meningkat pada tahun 2023, kerugian yang dialami semakin memburuk.
Meskipun kinerja BUKA dan GOTO menurun pada tahun 2023, Tim Analis Samuel Sekuritas Indonesia, yang terdiri dari Muhammad Farras Farhan dan Laurencia Hiemas, tetap merekomendasikan peringkat beli (buy) untuk saham-saham teknologi tersebut.
Mereka berpendapat bahwa BUKA masih memiliki potensi untuk meningkatkan skalabilitas melalui inisiatif toko khusus dan bisnis online-to-offline (O2O). Selain itu, BUKA dianggap memiliki lebih banyak ruang untuk pertumbuhan dibandingkan GOTO.
Oleh karena itu, kedua analis tersebut lebih memfavoritkan BUKA daripada GOTO. Mereka merekomendasikan pembelian saham BUKA dengan target harga Rp 310, mencerminkan 3.5x EV/penjualan sepanjang 2024.
“BUKA saat ini diperdagangkan dengan EV/penjualan FY24F sekitar 1,7x, yang mengindikasikan diskon sebesar 62% dibandingkan dengan rekan-rekan sejawat global dan regional, namun masih ada risiko eksekusi utama,” tulis kedua analis tersebut dalam riset mereka yang dikutip pada Minggu (24/3/2024).
Presiden Bukalapak, Teddy Nuryanto Oetomo, menyatakan bahwa pada tahun ini, BUKA menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15-20% dari pendapatan pada tahun buku 2023 sebesar Rp 4,43 triliun. Dengan target pertumbuhan ini, perseroan memiliki peluang untuk mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,10-5,32 triliun pada tahun 2024.
Dari segi EBITDA yang disesuaikan, BUKA memproyeksikan pertumbuhan yang signifikan sekitar 142%, atau lebih dari Rp 200 miliar dari EBITDA yang disesuaikan pada tahun 2023 yang sebesar minus Rp 475 miliar.
“Bukalapak berkomitmen untuk terus memberdayakan UMKM melalui infrastruktur keuangan inklusif. Melalui inisiatif seperti Mitra Bukalapak dan Kirim Uang, kami sedang mengubah akses keuangan dan logistik bagi UMKM,” ujar Teddy dalam paparannya yang dipublikasikan secara publik.