JAKARTA, Cobisnis.com – Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menegaskan komitmennya untuk melanjutkan nilai perjuangan para pahlawan melalui pemberdayaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). BNI menilai bahwa para pelaku UMKM merupakan pahlawan ekonomi masa kini yang berperan besar dalam menjaga ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional.
Melalui program BNI Berbagi yang digelar di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, BNI telah membantu lebih dari 380 pelaku UMKM untuk berkembang dan naik kelas. Program ini mencakup pendampingan usaha, pelatihan, serta fasilitasi akses pasar agar pelaku usaha lokal memiliki daya saing yang lebih kuat.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menjelaskan bahwa pemberdayaan UMKM menjadi salah satu prioritas BNI dalam memperkuat ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkelanjutan.
“BNI berupaya menghadirkan solusi nyata agar pelaku usaha lokal bisa naik kelas, baik melalui pelatihan, pendampingan, maupun perluasan akses pasar,” ujar Okki dalam keterangannya.
Salah satu kisah inspiratif dari program ini datang dari Awicho, UMKM asal Ngawi yang sukses menciptakan inovasi kuliner unik dengan menggabungkan cokelat dan tempe — dua bahan lokal khas daerah tersebut.
Pendiri Awicho, Masrifah Hidayati Nur atau yang akrab disapa Ida, memulai usahanya pada tahun 2014 dengan memproduksi cokelat karakter musiman. Setelah berbagai percobaan, Ida menemukan formulasi yang tepat untuk menciptakan cokelat tempe, produk khas Ngawi yang kini dikenal hingga berbagai kota besar di Indonesia.
“Ngawi terkenal dengan tempe, jadi saya ingin menggabungkannya dengan cokelat agar punya ciri khas. Awalnya sulit, tapi setelah banyak uji coba akhirnya ketemu rasa yang pas,” ungkap Ida.
Melalui dukungan pembinaan dari BNI, Ida mendapatkan pelatihan dalam bidang branding, kemasan produk, pemasaran digital, serta kesempatan untuk mempromosikan produknya di berbagai pameran nasional.
“Setelah dapat pelatihan dari BNI, saya belajar cara membangun merek dan menjual produk lebih luas. Penjualan kami pun meningkat pesat,” ujarnya.
Kini, Awicho mempekerjakan lima karyawan tetap dan menghasilkan berbagai olahan seperti cokelat tempe, brownies tempe kering, dan keripik tempe cokelat dengan harga terjangkau antara Rp5.000 hingga Rp25.000 per kemasan. Ida juga melibatkan para ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya untuk ikut berproduksi, agar mereka bisa memiliki tambahan penghasilan.
“Saya ingin mereka juga bisa mandiri dan punya pemasukan sendiri, apalagi banyak yang jadi tulang punggung keluarga,” tambahnya.
Meski sempat terdampak pandemi dengan omzet turun hingga Rp2–3 juta per bulan, Ida tidak menyerah. Dengan dukungan BNI, kini omzet Awicho stabil di kisaran Rp25–30 juta per bulan, bahkan bisa menembus Rp210 juta saat musim Lebaran.
Kisah Awicho menjadi bukti bahwa semangat kepahlawanan tidak hanya hadir di medan perang, tetapi juga di dunia usaha. Melalui kolaborasi dan dukungan berkelanjutan, BNI terus berupaya melahirkan pahlawan-pahlawan ekonomi baru yang mampu membawa kemandirian dan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan semangat ini, BNI berkomitmen melanjutkan perjuangan UMKM di seluruh penjuru negeri untuk menyalakan api kebangkitan ekonomi bangsa.














