Cobisnis.com – Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Mukhamad Misbakhun menilai apa yang diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa sebentar lagi Indonesia akan terjadi resesi merupakan sebuah keberanian dan kejujuran. Meski demikian, ia berharap tidak perlu direspon secara berlebihan.
“Terkait dengan apa yang disampaikan oleh menteri keuangan dengan prediksi di kuartal-III kita akan mengalami resesi, sebenarnya sejak awal kami sudah memperkirakannya. Dan sebagai Menteri Keuangan, ya memang tugasnya di bidang fiskal. Jadi wajar jika kemudian Ibu Menteri Keuangan memberikan sinyal, kita akan mengalami proses pertumbuhan ekonomi yang negatif sampai kuartal-III. Itu sebuah kejujuran dan keberanian menurut saya,” ujar Misbakhun dilansir laman resmi DPR RI, pada Kamis (24/9/2020).
Misbakhun berharap kejujuran yang telah diungkapkan Menteri Keuangan tersebut jangan dipersepsikan membuat gaduh atau cemas masyarakat. Pasalnya Indonesia tidak sendiri mengalami resesi ini, melainkan banyak negara di dunia juga mengalami hal serupa.
Kendati demikian, ia justru melihat sebuah pesan yang tersirat, seberat apapun kondisi perekonomian yang akan dialami, negara (pemerintah) akan tetap berusaha memberikan kebijakan-kebijakan sebagai solusi untuk bisa keluar dari krisis ini.
“Tersirat juga sebuah pesan dari Menteri Keuangan, dalam situasi seberat apapun pemerintah tetap akan mengambil policy, kebijakan untuk bisa keluar dari situasi yang sulit ini. Dengan kata lain pemerintah, negara akan tetap hadir dengan program-program bantuan sosialnya, memastikan ketersediaan semua bahan pokok. Selain tentunya tetap mengalokasikan anggaran untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang notabene menjadi salah satu penyeban krisis saat ini,” jelasnya.
Kemudian, dilanjutkan Misbakhun, bantuan yang diberikan pemerintah itu bisa digunakan untuk membeli kebutuhan masyarakat, sehingga menambah daya konsumsi tetap terjaga.
Lebih lanjut, Misbakhun berharap keterangan yang disampaikan Menteri Keuangan itu akan menimbulkan sentimen positif ke pasar bahwa pemerintah, negara tetap optimis bisa keluar dari situasi dan kondisi perekonomian yang sulit ini.