JAKARTA, Cobisnis.com – PT Barito Pacific Tbk, menggapai pendapatan bersih sebesar 1,618 miliar dolar AS di semester I-2022. Angka itu naik 4 persen dari posisi pendapatan 1,556 miliar dolar AS di semester I-2021.
Presiden Direktur Barito Pacific, Agus Pangestu mengatakan, kinerja perusahaan di enam bulan pertama tahun 2022 sebagian besar dipengaruhi kondisi makro ekonomi global yang menantang akibat ketegangan geopolitik yang berkelanjutan dan melambatnya aktivitas ekonomi China.
Faktor-faktor tersebut telah menekan margin petrokimia di anak perusahaan perusahaan, Chandra Asri.
“Meskipun kuartal yang menantang untuk industri petrokimia, angka konsolidasi kami mencerminkan hasil dari transformasi pilar bisnis kami, karena segmen bisnis panas bumi terus memberikan profil ketahanan dengan memberikan kinerja yang solid,” ungkap dia dalam keterangannya, Senin (31/10/2022).
Dia mengaku, pendapatan perusahaan yang naik 4 persen, karena harga jual rata-rata produk petrokimia yang cukup tinggi dan faktor kapasitas yang stabil di segmen energi.
Sementara tingkat pengoperasian petrokimia cukup sehat, biaya bahan baku yang tinggi pada akhirnya menyeimbangi kenaikan harga produk, yang menekan pendapatan segmen petrokimia.
Hal ini menyebabkan penurunan EBITDA menjadi 263 juta dolar AS pada enam bulan pertama tahun 2022.
Kinerja Star Energy Geothermal jadi penunjang pendapatan perusahaan
Agus Pangestu menyebut, Star Energy Geothermal (bisnis energi) terus menjadi penopang terhadap volatilitas bisnis petrokimia.
Yakni, memberikan pendapatan sebesar 278 juta dolar AS pada semester I-2022, dengan EBITDA sebesar 231 juta dolar AS.
“Tingkat operasi rata-rata di ketiga aset tetap mendekati maksimum selama kuartal tersebut, menunjukkan kemampuan pembangkit beban dasar energi panas bumi,” jelas dia.
Secara keseluruhan, terlepas dari kondisi enam bulan pertama 2022 yang menantang, Barito Pacific tetap memberikan porsi laba bersih 30 juta dolar AS.
Perusahaan juga telah mempertahankan disiplin biaya dan struktur modal yang kuat untuk menjalankan peta jalan ekspansi kapasitas ke depan dan mengurangi risiko kenaikan suku bunga.
“Hal ini tercermin dari utang/ekuitas bersih kami sebesar 0,38x dalam rekening pinjaman selama enam bulan pertama 2022 dan suku bunga tetap untuk sebagian besar dari total utang kami,” tukas Agus Pangestu.