JAKARTA, Cobisnis.com – Saham NINE resmi kembali diperdagangkan setelah mengalami suspensi selama kurang lebih empat bulan. Pembukaan suspend ini sempat menarik perhatian pasar, namun pergerakannya justru langsung menyentuh batas auto rejection bawah.
Sebelumnya, saham NINE mengalami suspensi setelah mencatatkan kenaikan harga secara konsisten dalam waktu singkat. Otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan untuk menjaga keteraturan dan perlindungan investor.
Selama masa suspensi, NINE menyelesaikan proses akuisisi oleh Group Poh. Aksi korporasi ini sempat memicu ekspektasi positif dari sebagian pelaku pasar terhadap arah bisnis perusahaan.
Namun saat perdagangan kembali dibuka, tekanan jual langsung mendominasi. Saham NINE bergerak turun hingga menyentuh batas ARB, menandakan sentimen pasar belum sepenuhnya pulih.
Kondisi ini mencerminkan sikap investor yang lebih berhati-hati. Setelah euforia sebelum suspensi, pelaku pasar cenderung melakukan realisasi keuntungan atau menunggu kepastian lanjutan.
Fenomena saham yang langsung melemah usai suspensi bukan hal baru di pasar modal. Ketidakpastian informasi dan perubahan struktur kepemilikan sering menjadi faktor utama tekanan harga.
Dalam konteks pasar yang masih sensitif terhadap sentimen global dan domestik, investor ritel cenderung menghindari risiko jangka pendek. Likuiditas dan kejelasan rencana bisnis menjadi perhatian utama.
Akuisisi oleh Group Poh dinilai sebagai langkah strategis, namun pasar masih menunggu dampak nyata terhadap kinerja keuangan dan operasional NINE ke depan.
Pergerakan saham NINE juga menjadi pengingat pentingnya manajemen ekspektasi. Kenaikan harga yang terlalu cepat sering diikuti koreksi tajam saat sentimen berubah.
Ke depan, pelaku pasar akan mencermati keterbukaan informasi lanjutan dari manajemen NINE. Kejelasan strategi pasca-akuisisi menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan investor.














