JAKARTA, Cobisnis.com – Komisaris Utama emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) Iwan Setiawan Lukminto memastikan kegiatan operasional Sritex tetap berjalan normal usai diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang.
“(Sampai hari ini) operasional berjalan normal,” ujar Iwan saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Senin, 28 Oktober.
Iwan mengatakan, sebanyak 50.000 karyawan Sritex Grup saat ini masih memiliki semangat yang sama.
Dia pun menegaskan, seluruh lapisan baik direksi, komisaris dan karyawan Sritex harus memupuk semangat yang kuat untuk menghadapi kondisi yang ada.
“Jadi, kami harus mempunyai spirit, terutama saat ini spirit, lah, yang harus kami terus kuatkan,” katanya.
Saat ditanyai mengenai hasil pertemuannya dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita hari ini, Iwan bilang, mereka tengah merumuskan strategi besar untuk menyelamatkan Sritex.
Menperin Agus, kata Iwan, juga memerintahkannya untuk menjaga operasional perusahaan agar tetap berjalan meski telah diputus pailit.
“Arahan dari Pak Menteri (Agus Gumiwang) tetep harus jalan, beroperasional dengan baik,” ucap Iwan.
Sebelumnya, Menperin Agus bilang Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan empat kementerian agar segera mengambil langkah untuk menyelamatkan pekerja yang bekerja di perusahaan tekstil Sritex.
Empat kementerian tersebut meliputi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang akan mengkaji skema tepat untuk hal ini.
“Presiden Prabowo sudah memerintahkan Kementerian Perindustrian, Kemenkeu, Menteri BUMN dan Menteri Tenaga Kerja segera mengkaji beberapa opsi dan skema untuk menyelamatkan Sritex,” ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 25 Oktober.
Adapun selama 58 tahun, Sritex telah menjadi bagian dari industri tekstil Indonesia dan menjadi perusahaan tekstil terbesar di Asia tenggara serta telah berkontribusi bagi Solo Raya, Jawa Tengah dan Indonesia.
Selain itu, saat ini ada sekitar 14.112 karyawan SRIL yang terdampak langsung, 50.000 karyawan dalam Grup Sritex dan tak terhitung usaha kecil dan menengah lain yang keberlangsungan usahanya tergantung pada aktivitas bisnis Sritex.
Sebab itu, Manajemen Sritex mengungkapkan membutuhkan dukungan dari pemerintah dan stakeholder lain agar dapat terus berkontribusi bagi kemajuan industri tekstil Indonesia di masa depan.