JAKARTA, COBISNIS.COM – Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Tardi, menyatakan bahwa perusahaan berpotensi mengalami penurunan pendapatan akibat krisis baja yang terjadi di China. Ia menjelaskan, harga baja dumping dari China jauh lebih murah dibandingkan harga baja produsen lokal, termasuk Krakatau Steel dan produsen dalam negeri lainnya.
Menurut Tardi, fenomena dumping ini akan memperburuk kondisi pasar dengan meningkatnya oversupply baja di pasar domestik. Situasi tersebut disebabkan oleh volume produksi lokal yang sudah tinggi, namun konsumsi baja nasional, terutama jenis Hot Rolled (HR), tidak cukup besar untuk menyerap pasokan tersebut.
Ia menambahkan, masuknya impor baja dari China dengan skema dumping hanya akan semakin menekan harga baja lokal. Kondisi ini dipastikan akan berdampak negatif pada kinerja Krakatau Steel maupun produsen baja lainnya di Indonesia.
Saat ini, Tardi mengakui bahwa industri baja nasional, termasuk Krakatau Steel, sedang mengalami penurunan kinerja. Beberapa faktor penyebabnya adalah tren penurunan harga baja global dan meningkatnya volume impor baja.
China, sebagai negara dengan produksi baja yang besar, mengalami oversupply sehingga harus membuang produknya ke negara lain, termasuk Indonesia, dengan harga yang sangat murah. Kondisi ini menyebabkan banyak produsen baja, termasuk yang ada di Indonesia, mengalami kerugian.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Besi dan Baja Nasional (IISIA), kapasitas produksi baja nasional saat ini sudah melebihi permintaan domestik. Oleh karena itu, sebenarnya Indonesia tidak lagi membutuhkan impor baja tertentu, seperti Hot Rolled Coil (HRC) dan Hot Rolled Plate (HRP).
Ditambah lagi, investasi dan pengembangan fasilitas produksi pada tahun 2024 meningkatkan kapasitas produksi nasional, membuat kondisi oversupply semakin terasa. Jika impor baja dari China terus berlangsung tanpa antisipasi yang tepat, Tardi memperkirakan akan terjadi kerugian besar bagi produsen baja nasional, baik dari sisi penjualan maupun utilisasi produksi.
Ia menutup pernyataannya dengan menyebutkan bahwa kondisi ini harus segera diatasi agar kinerja industri baja nasional tidak semakin terpuruk.