JAKARTA,Cobisnis.com – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mencatatkan kinerja positif di sepanjang tahun 2022 dengan realisasi produksi minyak mencapai 43,2 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 601,7 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Pencapaian PHI tersebut merupakan kinerja konsolidasi tiga Anak Perusahaan PHI, yaitu Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) dan Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).
Dalam paparannya, Chalid Said Salim menyampaikan strategi dan program kerja yang telah terealisasi selama 2022. Selain itu, Chalid juga memaparkan tantangan operasional dan bisnis yang menuntut adaptasi, inovasi, dan mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
“Kami senantiasa mendorong dan menerapkan inovasi serta aplikasi teknologi yang dapat meningkatkan keselamatan, kehandalan, dan keunggulan operasi migas Perusahaan,” papar Chalid kepada media yang dikutip Kamis 11 Mei.
Chalid menjelaskan bahwa Perusahaan terus berinvestasi dalam kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan-lapangan migas untuk menambah cadangan yang penting bagi keberlanjutan operasi Perusahaan dan ketahanan energi nasional.
Tahun 2022, PHI melakukan pengeboran 119 sumur pengembangan atau eksploitasi, 2 sumur eksplorasi, 309 kegiatan workover, dan 6628 kegiatan well service.
Tahun 2022, PHI mencapai nihil jumlah kecelakaan kerja (NOA/Number of Accident) dengan total lebih dari 96,6 juta jam kerja selamat.
“Kami senantiasa menjalankan operasi migas yang selamat, handal, ramah lingkungan, dan patuh terhadap seluruh peraturan yang berlaku sejalan dengan penerapan prinsip dan kinerja ESG (Environment, Social, dan Governance) Perusahaan,” ujar Chalid.
Dalam aspek pemberdayaan masyarakat, terutama di wilayah operasi Perusahaan, PHI telah menjalankan 63 program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) sepanjang Tahun 2022. Program CSR PHI terdiri dari 11 program pendidikan, 11 program ekonomi, 10 program kesehatan, 6 program infrastruktur, 17 program lingkungan, serta 25 program studi & bencana yang seluruhnya dimaksudkan untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
”Secara keseluruhan realisasi KPI PHI 2022 telah melampaui target dengan skor final mencapai 105,52 persen. Adapun dalam Tingkat Kinerja Keuangan Perusahaan tahun 2022, PHI kembali mendapatkan kategori Sehat AA,” jelas Chalid.
PHI menerapkan beragam inisiatif sehingga mampu meningkatkan kinerja operasi dan bisnis Perusahaan dan menghemat jutaan dollar. Salah satu yang dilakukan adalah pemanfaatan material ex terminasi atau disingkat Maxter.
Maxter merupakan bagian dari program optimasi biaya di Subholding Upstream Pertamina atau yang lebih dikenal dengan nama OPTIMUS (Optimization Upstream). Program ini bertujuan untuk mengurangi persediaan material sisa terminasi yang dapat dimanfaatkan kembali dalam berbagai proyek dan kegiatan kegiatan operasi.
“Hingga Desember 2022, kami berhasil merealisasikan penggunaan material ex terminasi melalui Maxter ini bernilai USD 32,35 juta, setara dengan 137,96 persen dari target RKAP,” papar Chalid.
Selain itu, Chalid menambahkan bahwa Perusahaan mencatatkan kinerja positif dalam sinergi perseroan.
”Sinergi kontrak dengan anak Perusahaan dan afiliasi Pertamina lainnya menghasilkan value creation sebesar 266 juta dolar AS serta LPG Optimisation Project (LPO) dengan kilang PT Badak mendapat value creation sebesar 35,7 juta dolar AS,” imbuh Chalid.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Regional 3 Kalimantan.
Tahun 2022 lalu, melalui anak perusahaan dan afiliasinya, PHI memproduksi minyak sebanyak rata-rata 57,8 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 668,3 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).