Cobisnis.com – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk mengembangkan produk usaha kecil dan menengah (UKM) unggulan dari wilayahnya masing-masing supaya bisa bersaing dengan produk luar negeri dan memenuhi standar global.
“Produk harus inovatif dan memuat kearifan lokal tapi masuk juga sektor produktif atau misalnya manufaktur yang kini juga mulai banyak permintaannya. Karena saat ini cuma Vietnam yang bisa berkompetisi dengan China, seperti garmen dan komponen elektronik. Perlu diakui kalau kita banyak impor, padahal kita mampu membuat seperti mereka,” tuturnya, seperti dikutip Cobisnis.com dari situs Kemenkop UKM.
Ia mencontohkan, Pontianak yang memiliki banyak potensi komoditas yang bisa dijual dan bersaing dengan produk luar negeri mulai dari aloe vera hingga tenun.
“Untuk itu, kami mengusulkan skema pembiayaan baru di mana UMKM dinaikkan usahanya. Strateginya, bidik 1-2 usaha-usaha yang potensial di daerah kemudian dibesarkan untuk menjadi unggulan,” tambah Teten.
BACA JUGA: Menteri Teten Dorong Digitalisasi UMKM dengan Program Relawan Mentor
Selain itu, Teten juga mendorong scaling-up UKM dengan bekerja sama inkubator swasta. KemenkopUKM aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk membesarkan usaha kecil menjadi menengah, bahkan hingga usaha besar.
Ia juga ingin UKM yang masuk ke inkubasi minimal selama enam bulan diuji oleh para ahli. Setelah produk unggulan dan market demand-nya kuat, baru akan dicarikan pembiayaan.
Indonesia menurutnya tertinggal dari Vietnam, dimana mereka menyediakan pembiayaan hingga Rp19 miliar dan berhasil melahirkan wirausaha baru.
Dari sisi pembiayaan, Teten mengatakan, KemenkopUKM telah menyederhanakan aturan yang ada di Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) supaya koperasi mudah untuk mengakses dan mengembangkan UKM.
Menurut Teten, jika koperasi memiliki masalah likuiditas, LPDB-KUMKM hadir untuk memberikan pembiayaan dengan bunga 3 persen dari sebelumnya sekitar 6%. Tahun ini, ada tambahan dana dari Kemenkeu sebesar Rp1 triliun yang bisa diakses oleh koperasi di LPDB-KUMKM.
“Sekitar Rp89,3 miliar belum tersalur tahun ini. Di Pontianak ada sekitar Rp69 miliar yang sudah disalurkan ke 12 koperasi kepada 396 UMKM oleh LPDB-KUMKM. Koperasi didorong ke sektor riil dan produksi, karena 59% di koperasi simpan pinjam,” ujar MenkopUKM.
BACA JUGA: Menteri Teten Masduki Ajak UKM Terapkan Prosedur Pencegahan Covid-19
Ke depan, Teten berencana melakukan uji coba dengan mengonsolidasikan produk petani dan koperasi sebagai offtaker. Teten juga mendorong UKM yang potensi naik kelas, sekaligus bisa menambah jumlah wirausaha baru.
“Untuk relaksaksi jaminan, kami sedang menggalang kerja sama dengan Jamkrida, jika ada kekurangan jaminan dari koperasi bisa diantisipasi dengan Jamkrida. Selain itu Jamkrida menjadi partner bisnis karena mereka memiliki UMKM binaan, sehingga bisa dihubungkan,” tutupnya.