JAKARTA, Cobisnis.com – Upaya pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, terus diperkuat setelah Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengerahkan 920 relawan dari berbagai unsur. Operasi ini difokuskan untuk menemukan 12 warga yang masih tertimbun material longsor.
Pemerintah daerah menata penanganan dalam beberapa kluster, mulai dari SAR, layanan kesehatan, hingga pemulihan pascabencana. Kebutuhan dasar bagi warga terdampak disebut menjadi prioritas, termasuk relokasi sementara ke lahan seluas 3,5 hektare yang disiapkan dengan alokasi anggaran Rp400 miliar.
Pada hari ketiga pencarian, tim SAR menemukan tiga korban di Worksite A2. Mereka adalah Muhammad Hafiz (6) pada pukul 10.06 WIB, Nurisnaini (30) pada 10.44 WIB, dan Asmanto (70) pada 11.37 WIB. Temuan ini memperlihatkan intensitas kerja tim di medan yang sangat sulit.
Material longsor di lokasi memiliki kedalaman 3–8 meter, membuat proses evakuasi berjalan lambat. Untuk mempercepat penggalian, jumlah alat berat ditambah menjadi 12 unit sesuai arahan Presiden agar operasi berlangsung lebih efektif.
Update terbaru menunjukkan tim kembali menemukan satu korban atas nama Kasrinah (47) pada hari keempat pencarian, tepatnya pukul 12.03 WIB. Korban juga ditemukan di Worksite A2, sektor yang masih menyisakan tiga orang yang belum ditemukan.
Operasi pencarian kini terbagi ke dua sektor besar, yaitu sektor A yang mencakup Worksite A1 dan A2, serta sektor B yang mencakup Worksite B1 dan B2. Masing-masing sektor memiliki karakter medan berbeda sehingga penanganannya diatur secara spesifik.
Total warga yang masih dicari mencapai 11 orang, terdiri dari 5 warga Dusun Cibuyut dan 6 warga Dusun Tarukahan. Pembagian lokasi ini membantu relawan menentukan prioritas titik pencarian yang dianggap paling potensial.
Kepala Kantor SAR Cilacap menyebut operasi kini diperkuat 21 ekskavator, 17 kompresor, 9 anjing pelacak, dan lebih dari 600 personel gabungan. Penambahan perlengkapan ini diharapkan mempercepat proses identifikasi kontur tanah dan potensi titik korban.
Dari sisi sosial, keadaan warga pengungsi menjadi perhatian utama. Pemerintah memastikan bantuan logistik berjalan stabil karena panjangnya durasi penanganan diprediksi berdampak pada kebutuhan harian masyarakat.
Sementara itu, para relawan menyebut kondisi cuaca menjadi tantangan tersendiri. Hujan yang turun beberapa kali dalam sehari menambah risiko pergerakan tanah sehingga seluruh proses pencarian harus dilakukan dengan protokol keamanan ketat.
Pemerintah daerah dan pusat menegaskan bahwa operasi pencarian masih akan dilanjutkan tanpa batas waktu sampai seluruh korban ditemukan. Koordinasi lintas instansi terus dilakukan agar proses evakuasi tetap cepat, aman, dan terukur.














