• © Copyright 2025 Cobinis.com – All Right Reserved
Wednesday, December 17, 2025
Cobisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
No Result
View All Result
Cobisnis
No Result
View All Result
Home Humaniora

Tidak Menyelesaikan Permasalahan Sampah dan Lingkungan, Kebijakan Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai Sebaiknya ditinjau Ulang

Nina Karlita by Nina Karlita
September 30, 2020
in Humaniora
0
Tidak Menyelesaikan Permasalahan Sampah dan Lingkungan, Kebijakan Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai Sebaiknya ditinjau Ulang

Cobisnis.com – Pelarangan penggunaan plastik sekali pakai telah menjadi isu yang marak di tahun 2020, setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mensahkan regulasi pelarangan penggunaan plastik sekali pakai untuk kantong berbelanja.

Pada tanggal 29 September 2020, Yok Yok Ayok Daur Ulang! (YYADU!) sebuah program inisiasi daur ulang keberlanjutan yang dibuat oleh PT Trinseo Materials Indonesia dan juga didukung oleh Kemasan Group pada tahun 2019 silam melakukan edukasi mengenai kebijakan larangan plastik sekali pakai dari beberapa perspektif, dengan judul “Apakah single-use plastic ban merupakan solusi dari masalah lingkungan di Indonesia?”. 

Webinar edukasi ini dipandu oleh Hanggara Sukandar, Sustainability Director dari Responsible Care Indonesia, yang merupakan inisiatif sukarela dari industri kimia global yang dibentuk untuk meningkatkan performa lingkungan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan fasilitas, proses, serta produk dengan prioritas utama kami pada keberlanjutan / sustainability. Turut hadir juga dalam webinar tersebut Doktor Jessica Hanafi, seorang pakar teknis ISO (International Organization of Standardization) , dan juga Advisory Committee untuk UN Environment Life Cycle Initiative untuk Social LCA, Dr. Kardiana Dewi, Sp.KK, praktisi medis, Wahyudi Sulistya, Direktur Kemasan Group, dan Prispolly Lengkong Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia.

“Kebijakan ini tentu saja akan berdampak pada aspek lain, seperti tenaga kerja, setidaknya lebih dari 170 ribu orang yang bekerja di industri plastik di Indonesia akan terkena dampaknya jika mentalitas ‘pelarangan’ seperti ini terus dibudayakan”, ujar Wahyudi Sulistya. Selain itu, menurut Wahyudi, saat ini, belum ada pengganti plastik dari segi emisi karbon, fungsi, durabilitas, dan harga. “Setiap hari, kita ini menggunakan plastik karena kita membutuhkannya, ketika larangan penggunaan single-use untuk tas berbelanja disahkan, tas bungkusan pengganti yang saat ini menjadi opsi dan banyak digunakan untuk bungkusan, seperti spunbound ataupun paper bag pun juga memiliki lapisan plastik Polypropylene atau PP, yang membuat itu water-proof kan lapisan plastiknya”, tambahnya.

“Bahkan, masker surgical seperti 3Ply saja memiliki lapisan plastik juga, bisa dibayangkan, tidak mungkin kita melarang penggunaan single-use plastic padahal lapisan plastic sangat kita butuhkan sehari-hari, apalagi di tengah pandemi. Jika perhatian pemerintah dan masyarakat ada pada sampah single-use plastic, harusnya sampah masker juga menjadi perhatian, yang sekarang sudah menumpuk”, ujar Wahyudi. “Artinya, memang solusinya tidak bisa kita larang plastiknya, melainkan waste management”, tutupnya.

Sebagian opsi subtitusi kantong plastik saat ini juga ternyata masih memiliki lapisan plastik, belum lagi, harganya yang juga tidak murah jika dibeli oleh konsumen dibandingkan dengan kantong plastik. 

Selanjutnya, Prispolly Lengkong juga turut berpendapat terkait dengan kebijakan ini, menurutnya profesi pemulung juga menjadi salah satu subjek yang terkena dampak negative dari kebijakan tersebut. “Setidaknya ada 3 juta lebih pemulung belum termasuk keluarganya yang akan terdampak dengan diberlakukannya kebijakan larangan single-use plastic. Sampah plastik memiliki nilai ekonomi yang tinggi terutama bagi profesi kami. Karena, sampah tersebut kami pilah dan bisa kami jual kembali dan didaur ulang kembali menjadi benda-benda yang dapat bermanfaat, termasuk menjadi plastik lagi”, ujarnya.

Saat berbicara dari aspek kesehatan dan medis, dr. Kardiana menjelaskan tentang karakter cross contamination COVID-19, “Virus ini memiliki karakter penyebaran cross contamination atau kontaminasi silang. Hal ini berarti proses berpindahnya virus secara tidak sengaja dari suatu benda atau seseorang ke benda lainnya, kemudian berpindah lagi ke seseorang ketika terjadi kontak fisik.

“Sehingga, menjaga kesehatan di tengah pandemic COVID-19 dengan karakter kontaminasi silang tersebut, memang mengharuskan kita untuk ekstra higienis dan berhati-hati, terutama bagi mereka yang berkegiatan di luar rumah. Saat masuk ke rumah, kalau bisa barang yang dibawa dari luar tidak masuk ke dalam, dalam hal ini seperti tas belanja”, tambahnya.

  1. Kardiana juga memberikan tips untuk menjaga higienitas di tengah pandemik ini, yakni dengan cara menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, tepat dan benar. Seperti yang kita ketahui Covid-19 dapat bertahan hidup di permukaan benda. Sehingga kita harus lebih rajin membersihkan permukaan berbagai barang sehari-hari yang sering disentuh, rentan terkontaminasi atau berpotensi menjadi sumber penularan dengan menggunakan disinfektan.

Tambahnya lagi, di dunia medis penggunaan single-use disarankan untuk menjaga higienitas di tengah pandemik ini agar meminimalisir resiko terpapar virus. Ia memberikan juga contoh keseharian petugas medis yang mayoritas menggunakan alat single-use, termasuk juga APD, dan single-use surgical mask yang menjadi sangat krusial di masa pandemi ini

Seiring dengan komentar Dr. Kardiana mengenai preferensi single-use di tengah pandemi, Wahyudi Sulistya juga mengatakan, terjadi peningkatan dari permintaan kemasan single-use PS Foam. Hal ini berkaitan dengan regulasi PSBB dan larangan makan di tempat, sehingga makanan pesan-antar menjadi pilihan, dan PS Foam merupakan kemasan makanan yang secara fungsi memang dapat menjaga ketahanan suhu makanan dingin dan panas, sehingga makanan dari restoran bisa sampai ke tangan konsumen di rumah dengan kualitas yang baik. Selain itu, faktor higienitas dan kekhawatiran masyarakat juga dinilia dapat menjadi kontributor dari meningkatnya permintaan ini.

Yang menarik dari diskusi ini juga adalah pemaparan dari Doktor Jessica Hanafi, mengenai cara menilai eco-friendly atau tidaknya sebuah barang yang harus dinilai secara holistik, tidak bisa hanya dinilai dari hilir saja atau dari biodegradable atau tidak.

“Suatu produk tidak hanya bisa dilihat atau dipotret hanya pada satu tahap dalam hidupnya. Jika dilihat hanya pada satu atau dua tahapan dari masa hidup suatu produk, akan terjadi pergeseran dampak lingkungan. Penilaian potensi dampak lingkungan suatu produk dapat dilakukan melalui metode Life Cycle Assessment, yang standarnya sudah diadopsi menjadi SNI ISO 14040 dan 14044 pada tahun 2016 dan 2017. Berdasarkan beberapa studi LCA yang dikaji oleh UN Environment dalam publikasinya mengenai “Single-Use Plastic Bags and their alternatives: Recommendations from Life Cycle Assessment”, banyak parameter yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan terkait penggunaan atau pelarangan plastik karena banyak implikasi yang dapat terjadi yang juga mengakibatkan dampak lingkungan yang lebih berat.” 

“Reusable bags yang dirancang untuk digunakan berkali-kali mempunyai dampak lingkungan yang lebih rendah daripada single-use plastic Polyethylene (PE) bag. Namun tergantung dari jenisnya, reusable bag harus digunakan sampai puluhan kali bahkan lebih dari 150 kali untuk tas dari bahan katun. Tergantung dari perilaku konsumen, jumlah ini bisa saja tidak tercapai.  Sementara itu untuk material biodegradable dalam praktek manajemen limbahnya harus dikondisikan sedemikian rupa dalam penanganannya agar dapat terurai dalam sistem komposting.“ lanjut Jessica

Selain itu, menurut Doktor Jessica, solusi dari masalah sampah lingkungan bukanlah pelarangan, melainkan waste management. Sudah seharusnya terdapat tata kelola sampah yang baik dari hulu ke hilir, dan ini bisa dicapai melalui kerjasama yang sinergis antara masyarakat, pemerintah dan swasta.

“Seharusnya, TPA sudah tidak ada lagi, kita harus punya mindset dan perencanaan tata kelola sampah yang terintegrasi. Sebagai contoh, saat ini IPI juga memiliki program waste management, yakni Kawasan Industri Pemulung (KIP) dan Kawasan Usaha Pemulung (KUP)”, ujar Prispolly. 

“Saat ini, program waste management IPI sudah berkontribusi dalam pengurangan sampah di TPST Bantar Gebang DKI Jakarta, dari 3,800 ton per hari menjadi 2,063 ton”, tambahnya. “Jika IPI bisa berkontribusi untuk pengelolaan sampah TPST, harusnya, pemerintah, masyarakat dan swasta juga bisa membuat program yang lebih baik untuk penanganan masalah sampah”, ujarnya.

Problematika pelarangan penggunaan single-use plastic yang saat ini marak, ternyata dianggap tidak dapat menyelesaikan maslalah lingkungan berdasarkan pemaparan para narasumber di atas.  Solusi dari permasalahan harus berkelanjutan, dan dapat terukur, yakni dengan waste management yang berkelanjutan.

“Solusi dari masalah ini sudah seharusnya difokuskan kepada pengelolaan sampah dengan prinsip ekonomi sirkular, suatu hari nanti, sampah plastik akan menjadi sangat berharga, karena sudah banyak penelitian dan pengembangan bahkan di Indonesia yang sudah berhasil mengkonversikan sampah plastic apapun menjadi benda berharga lain, termasuk menjadi energi, ataupun BBM”, tutup Wahyudi. 

Diskusi ini merupakan seri pertama dari total 12 rangkaian webinar edukasi yang akan dilakukan oleh YYADU! dalam 6 bulan ke depan. Program YYADU! sendiri telah mendapatkan berbagai macam dukungan baik dari organisasi, pemerintah maupun swasta. Saat ini, YYADU! bekerja sama dengan YAKSINDO dan Kemasan Group  dalam pilot projek waste management end-to-end di Kota Tegal yang akan dievaluasi dalam waktu dekat. 

Related Posts

Saham INRU

BEI Suspensi Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Terkait Hasil Hutan

by Iwan Supriyatna
December 17, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk melakukan penghentian sementara atau suspense perdagangan efek PT Toba Pulp...

Taylor Swift Berikan Bonus Fantastis Rp 3,1 Triliun ke Crew

Taylor Swift Berikan Bonus Fantastis Rp 3,1 Triliun ke Crew

by M.Dhayfan Al-ghiffari
December 17, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Taylor Swift kembali mencuri perhatian dunia, bukan hanya lewat musiknya, tetapi juga lewat sikapnya terhadap para pekerja...

China Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Terkuat di Dunia

China Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Terkuat di Dunia

by Zahra Zahwa
December 17, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – China tengah membangun proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar dan paling kuat di dunia di kawasan...

Afrika Selatan Sempat Menahan Petugas Pemerintah AS di Tengah Ketegangan Soal Pengungsi Afrikaner

Afrika Selatan Sempat Menahan Petugas Pemerintah AS di Tengah Ketegangan Soal Pengungsi Afrikaner

by Zahra Zahwa
December 17, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Pemerintah Afrika Selatan sempat menahan dua pegawai pemerintah Amerika Serikat yang tengah menjalankan tugas terkait program pengungsi...

Gugatan Aneh Trump Senilai US$10 Miliar Ke BBC Dinilai Penuh Celah Hukum

Gugatan Aneh Trump Senilai US$10 Miliar Ke BBC Dinilai Penuh Celah Hukum

by Zahra Zahwa
December 17, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Hingga beberapa waktu lalu, hampir tidak pernah terjadi seorang presiden Amerika Serikat yang masih menjabat menggugat media...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Profil Resbob, Konten Kreator yang Hina Suku Sunda

Profil Resbob, Konten Kreator yang Hina Suku Sunda

December 16, 2025
Rokok di Luar Negeri Mahal, Bukan Karena Produksi Tapi Kebijakan

Rokok di Luar Negeri Mahal, Bukan Karena Produksi Tapi Kebijakan

December 16, 2025
AMDATARA Hadir sebagai Asosiasi Resmi Industri AMDK, Dorong Inovasi dan Daya Saing

AMDATARA Hadir sebagai Asosiasi Resmi Industri AMDK, Dorong Inovasi dan Daya Saing

December 16, 2025
Sidang Kasus Chromebook Ditunda, Kuasa Hukum Tegaskan Nadiem Tak Terima Aliran Dana

Sidang Kasus Chromebook Ditunda, Kuasa Hukum Tegaskan Nadiem Tak Terima Aliran Dana

December 17, 2025
Saham INRU

BEI Suspensi Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Terkait Hasil Hutan

December 17, 2025
Taylor Swift Berikan Bonus Fantastis Rp 3,1 Triliun ke Crew

Taylor Swift Berikan Bonus Fantastis Rp 3,1 Triliun ke Crew

December 17, 2025
China Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Terkuat di Dunia

China Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Terkuat di Dunia

December 17, 2025
Afrika Selatan Sempat Menahan Petugas Pemerintah AS di Tengah Ketegangan Soal Pengungsi Afrikaner

Afrika Selatan Sempat Menahan Petugas Pemerintah AS di Tengah Ketegangan Soal Pengungsi Afrikaner

December 17, 2025
">
  • Redaksi
  • Profil
  • Media Kit
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Cyber
  • Kontak

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi & Bisnis
  • Nasional
  • Industri
  • Lifestyle
  • Humaniora
  • Kesehatan & Olahraga
  • Startup Center
  • Foto
  • Youtube

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved