• © Copyright 2025 Cobinis.com – All Right Reserved
Friday, December 5, 2025
Cobisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
No Result
View All Result
Cobisnis
No Result
View All Result
Home Humaniora

Tidak Menyelesaikan Permasalahan Sampah dan Lingkungan, Kebijakan Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai Sebaiknya ditinjau Ulang

Nina Karlita by Nina Karlita
September 30, 2020
in Humaniora
0
Tidak Menyelesaikan Permasalahan Sampah dan Lingkungan, Kebijakan Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai Sebaiknya ditinjau Ulang

Cobisnis.com – Pelarangan penggunaan plastik sekali pakai telah menjadi isu yang marak di tahun 2020, setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mensahkan regulasi pelarangan penggunaan plastik sekali pakai untuk kantong berbelanja.

Pada tanggal 29 September 2020, Yok Yok Ayok Daur Ulang! (YYADU!) sebuah program inisiasi daur ulang keberlanjutan yang dibuat oleh PT Trinseo Materials Indonesia dan juga didukung oleh Kemasan Group pada tahun 2019 silam melakukan edukasi mengenai kebijakan larangan plastik sekali pakai dari beberapa perspektif, dengan judul “Apakah single-use plastic ban merupakan solusi dari masalah lingkungan di Indonesia?”. 

Webinar edukasi ini dipandu oleh Hanggara Sukandar, Sustainability Director dari Responsible Care Indonesia, yang merupakan inisiatif sukarela dari industri kimia global yang dibentuk untuk meningkatkan performa lingkungan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan fasilitas, proses, serta produk dengan prioritas utama kami pada keberlanjutan / sustainability. Turut hadir juga dalam webinar tersebut Doktor Jessica Hanafi, seorang pakar teknis ISO (International Organization of Standardization) , dan juga Advisory Committee untuk UN Environment Life Cycle Initiative untuk Social LCA, Dr. Kardiana Dewi, Sp.KK, praktisi medis, Wahyudi Sulistya, Direktur Kemasan Group, dan Prispolly Lengkong Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia.

“Kebijakan ini tentu saja akan berdampak pada aspek lain, seperti tenaga kerja, setidaknya lebih dari 170 ribu orang yang bekerja di industri plastik di Indonesia akan terkena dampaknya jika mentalitas ‘pelarangan’ seperti ini terus dibudayakan”, ujar Wahyudi Sulistya. Selain itu, menurut Wahyudi, saat ini, belum ada pengganti plastik dari segi emisi karbon, fungsi, durabilitas, dan harga. “Setiap hari, kita ini menggunakan plastik karena kita membutuhkannya, ketika larangan penggunaan single-use untuk tas berbelanja disahkan, tas bungkusan pengganti yang saat ini menjadi opsi dan banyak digunakan untuk bungkusan, seperti spunbound ataupun paper bag pun juga memiliki lapisan plastik Polypropylene atau PP, yang membuat itu water-proof kan lapisan plastiknya”, tambahnya.

“Bahkan, masker surgical seperti 3Ply saja memiliki lapisan plastik juga, bisa dibayangkan, tidak mungkin kita melarang penggunaan single-use plastic padahal lapisan plastic sangat kita butuhkan sehari-hari, apalagi di tengah pandemi. Jika perhatian pemerintah dan masyarakat ada pada sampah single-use plastic, harusnya sampah masker juga menjadi perhatian, yang sekarang sudah menumpuk”, ujar Wahyudi. “Artinya, memang solusinya tidak bisa kita larang plastiknya, melainkan waste management”, tutupnya.

Sebagian opsi subtitusi kantong plastik saat ini juga ternyata masih memiliki lapisan plastik, belum lagi, harganya yang juga tidak murah jika dibeli oleh konsumen dibandingkan dengan kantong plastik. 

Selanjutnya, Prispolly Lengkong juga turut berpendapat terkait dengan kebijakan ini, menurutnya profesi pemulung juga menjadi salah satu subjek yang terkena dampak negative dari kebijakan tersebut. “Setidaknya ada 3 juta lebih pemulung belum termasuk keluarganya yang akan terdampak dengan diberlakukannya kebijakan larangan single-use plastic. Sampah plastik memiliki nilai ekonomi yang tinggi terutama bagi profesi kami. Karena, sampah tersebut kami pilah dan bisa kami jual kembali dan didaur ulang kembali menjadi benda-benda yang dapat bermanfaat, termasuk menjadi plastik lagi”, ujarnya.

Saat berbicara dari aspek kesehatan dan medis, dr. Kardiana menjelaskan tentang karakter cross contamination COVID-19, “Virus ini memiliki karakter penyebaran cross contamination atau kontaminasi silang. Hal ini berarti proses berpindahnya virus secara tidak sengaja dari suatu benda atau seseorang ke benda lainnya, kemudian berpindah lagi ke seseorang ketika terjadi kontak fisik.

“Sehingga, menjaga kesehatan di tengah pandemic COVID-19 dengan karakter kontaminasi silang tersebut, memang mengharuskan kita untuk ekstra higienis dan berhati-hati, terutama bagi mereka yang berkegiatan di luar rumah. Saat masuk ke rumah, kalau bisa barang yang dibawa dari luar tidak masuk ke dalam, dalam hal ini seperti tas belanja”, tambahnya.

  1. Kardiana juga memberikan tips untuk menjaga higienitas di tengah pandemik ini, yakni dengan cara menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, tepat dan benar. Seperti yang kita ketahui Covid-19 dapat bertahan hidup di permukaan benda. Sehingga kita harus lebih rajin membersihkan permukaan berbagai barang sehari-hari yang sering disentuh, rentan terkontaminasi atau berpotensi menjadi sumber penularan dengan menggunakan disinfektan.

Tambahnya lagi, di dunia medis penggunaan single-use disarankan untuk menjaga higienitas di tengah pandemik ini agar meminimalisir resiko terpapar virus. Ia memberikan juga contoh keseharian petugas medis yang mayoritas menggunakan alat single-use, termasuk juga APD, dan single-use surgical mask yang menjadi sangat krusial di masa pandemi ini

Seiring dengan komentar Dr. Kardiana mengenai preferensi single-use di tengah pandemi, Wahyudi Sulistya juga mengatakan, terjadi peningkatan dari permintaan kemasan single-use PS Foam. Hal ini berkaitan dengan regulasi PSBB dan larangan makan di tempat, sehingga makanan pesan-antar menjadi pilihan, dan PS Foam merupakan kemasan makanan yang secara fungsi memang dapat menjaga ketahanan suhu makanan dingin dan panas, sehingga makanan dari restoran bisa sampai ke tangan konsumen di rumah dengan kualitas yang baik. Selain itu, faktor higienitas dan kekhawatiran masyarakat juga dinilia dapat menjadi kontributor dari meningkatnya permintaan ini.

Yang menarik dari diskusi ini juga adalah pemaparan dari Doktor Jessica Hanafi, mengenai cara menilai eco-friendly atau tidaknya sebuah barang yang harus dinilai secara holistik, tidak bisa hanya dinilai dari hilir saja atau dari biodegradable atau tidak.

“Suatu produk tidak hanya bisa dilihat atau dipotret hanya pada satu tahap dalam hidupnya. Jika dilihat hanya pada satu atau dua tahapan dari masa hidup suatu produk, akan terjadi pergeseran dampak lingkungan. Penilaian potensi dampak lingkungan suatu produk dapat dilakukan melalui metode Life Cycle Assessment, yang standarnya sudah diadopsi menjadi SNI ISO 14040 dan 14044 pada tahun 2016 dan 2017. Berdasarkan beberapa studi LCA yang dikaji oleh UN Environment dalam publikasinya mengenai “Single-Use Plastic Bags and their alternatives: Recommendations from Life Cycle Assessment”, banyak parameter yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan terkait penggunaan atau pelarangan plastik karena banyak implikasi yang dapat terjadi yang juga mengakibatkan dampak lingkungan yang lebih berat.” 

“Reusable bags yang dirancang untuk digunakan berkali-kali mempunyai dampak lingkungan yang lebih rendah daripada single-use plastic Polyethylene (PE) bag. Namun tergantung dari jenisnya, reusable bag harus digunakan sampai puluhan kali bahkan lebih dari 150 kali untuk tas dari bahan katun. Tergantung dari perilaku konsumen, jumlah ini bisa saja tidak tercapai.  Sementara itu untuk material biodegradable dalam praktek manajemen limbahnya harus dikondisikan sedemikian rupa dalam penanganannya agar dapat terurai dalam sistem komposting.“ lanjut Jessica

Selain itu, menurut Doktor Jessica, solusi dari masalah sampah lingkungan bukanlah pelarangan, melainkan waste management. Sudah seharusnya terdapat tata kelola sampah yang baik dari hulu ke hilir, dan ini bisa dicapai melalui kerjasama yang sinergis antara masyarakat, pemerintah dan swasta.

“Seharusnya, TPA sudah tidak ada lagi, kita harus punya mindset dan perencanaan tata kelola sampah yang terintegrasi. Sebagai contoh, saat ini IPI juga memiliki program waste management, yakni Kawasan Industri Pemulung (KIP) dan Kawasan Usaha Pemulung (KUP)”, ujar Prispolly. 

“Saat ini, program waste management IPI sudah berkontribusi dalam pengurangan sampah di TPST Bantar Gebang DKI Jakarta, dari 3,800 ton per hari menjadi 2,063 ton”, tambahnya. “Jika IPI bisa berkontribusi untuk pengelolaan sampah TPST, harusnya, pemerintah, masyarakat dan swasta juga bisa membuat program yang lebih baik untuk penanganan masalah sampah”, ujarnya.

Problematika pelarangan penggunaan single-use plastic yang saat ini marak, ternyata dianggap tidak dapat menyelesaikan maslalah lingkungan berdasarkan pemaparan para narasumber di atas.  Solusi dari permasalahan harus berkelanjutan, dan dapat terukur, yakni dengan waste management yang berkelanjutan.

“Solusi dari masalah ini sudah seharusnya difokuskan kepada pengelolaan sampah dengan prinsip ekonomi sirkular, suatu hari nanti, sampah plastik akan menjadi sangat berharga, karena sudah banyak penelitian dan pengembangan bahkan di Indonesia yang sudah berhasil mengkonversikan sampah plastic apapun menjadi benda berharga lain, termasuk menjadi energi, ataupun BBM”, tutup Wahyudi. 

Diskusi ini merupakan seri pertama dari total 12 rangkaian webinar edukasi yang akan dilakukan oleh YYADU! dalam 6 bulan ke depan. Program YYADU! sendiri telah mendapatkan berbagai macam dukungan baik dari organisasi, pemerintah maupun swasta. Saat ini, YYADU! bekerja sama dengan YAKSINDO dan Kemasan Group  dalam pilot projek waste management end-to-end di Kota Tegal yang akan dievaluasi dalam waktu dekat. 

Related Posts

IKEA Akhirnya Hadir di Selandia Baru, Perdana Menterinya Senang

IKEA Akhirnya Hadir di Selandia Baru, Perdana Menterinya Senang

by Zahra Zahwa
December 5, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Pembukaan sebuah toko furnitur menjadi acara terbesar di Selandia Baru pada Kamis, ketika IKEA resmi membuka gerai...

China Gunakan AI untuk Perketat Sensor dan Pengawasan Warganya

China Gunakan AI untuk Perketat Sensor dan Pengawasan Warganya

by Zahra Zahwa
December 5, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Sebuah laporan terbaru dari Australian Strategic Policy Institute (ASPI) mengungkap bahwa Partai Komunis Tiongkok semakin memanfaatkan kecerdasan...

Pertamina Salurkan 100 Ribu Barel BBM ke Shell, Pasokan Tetap Lancar

Pertamina Salurkan 100 Ribu Barel BBM ke Shell, Pasokan Tetap Lancar

by M.Dhayfan Al-ghiffari
December 5, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Pertamina Patra Niaga resmi menyalurkan 100 ribu barel BBM murni ke jaringan SPBU Shell Indonesia. Pasokan ini...

Donasi Banjir Rp10,3 M Tersalurkan Cepat Lewat Gerakan Ferry Irwandi

Donasi Banjir Rp10,3 M Tersalurkan Cepat Lewat Gerakan Ferry Irwandi

by M.Dhayfan Al-ghiffari
December 5, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Kampanye penggalangan dana untuk korban banjir yang diinisiasi Ferry Irwandi berhasil menghimpun Rp10,3 miliar dalam 24 jam,...

Bahlil Sebut Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Utama Banjir di Sumatra

Bahlil Sebut Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Utama Banjir di Sumatra

by M.Dhayfan Al-ghiffari
December 5, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaza Sumbang Dana untuk Korban Bencana Sumatera

Gaza Sumbang Dana untuk Korban Bencana Sumatera

December 4, 2025
Verrell Bramasta

Dirujak Netizen Gara-gara Outfit, Verrell Bramasta Pernah Belajar di Singapura hingga Oxford

December 5, 2025
GAPKI

GAPKI Kerahkan Bantuan, Dukung Penanganan Bencana di Sumatera

December 4, 2025
Jamkrindo, Kejaksaan RI, dan Pemprov Sumsel Perkuat Sinergi Keadilan Restoratif Lewat Pelatihan Pidana Kerja Sosial

Jamkrindo, Kejaksaan RI, dan Pemprov Sumsel Perkuat Sinergi Keadilan Restoratif Lewat Pelatihan Pidana Kerja Sosial

December 4, 2025
IKEA Akhirnya Hadir di Selandia Baru, Perdana Menterinya Senang

IKEA Akhirnya Hadir di Selandia Baru, Perdana Menterinya Senang

December 5, 2025
China Gunakan AI untuk Perketat Sensor dan Pengawasan Warganya

China Gunakan AI untuk Perketat Sensor dan Pengawasan Warganya

December 5, 2025
Pertamina Salurkan 100 Ribu Barel BBM ke Shell, Pasokan Tetap Lancar

Pertamina Salurkan 100 Ribu Barel BBM ke Shell, Pasokan Tetap Lancar

December 5, 2025
Donasi Banjir Rp10,3 M Tersalurkan Cepat Lewat Gerakan Ferry Irwandi

Donasi Banjir Rp10,3 M Tersalurkan Cepat Lewat Gerakan Ferry Irwandi

December 5, 2025
">
  • Redaksi
  • Profil
  • Media Kit
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Cyber
  • Kontak

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi & Bisnis
  • Nasional
  • Industri
  • Lifestyle
  • Humaniora
  • Kesehatan & Olahraga
  • Startup Center
  • Foto
  • Youtube

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved