JAKARTA, Cobisnis.com – Ekonomi global menghadapi tekanan baru seiring meningkatnya tarif perdagangan dan ketidakpastian kebijakan di negara-negara besar. OECD memperingatkan tren perlambatan yang dapat menggeser prospek pertumbuhan ke level resesi teknis pada 2026.
OECD melaporkan bahwa pertumbuhan dunia yang mencapai 3,3% pada 2024 berpotensi melandai menjadi 3,2% di 2025 dan 2,9% pada 2026. Angka ini mendekati ambang resesi global teknis yang biasanya berada di bawah 2,5%.
Peningkatan tarif perdagangan antara negara-negara utama, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok, telah memperlambat arus barang, jasa, serta modal lintas batas. Situasi ini melemahkan ekspor manufaktur, khususnya dari negara berkembang di Asia.
Selain itu, ketidakpastian kebijakan ekonomi memperburuk sentimen investor. Perubahan kebijakan fiskal dan moneter di Eropa serta arah strategi industri Tiongkok membuat aliran investasi asing lebih berhati-hati.
Pasar keuangan internasional ikut terpengaruh. Lonjakan volatilitas dan potensi arus modal keluar menekan negara berkembang yang bergantung pada dana asing, termasuk di Asia Tenggara.
Dari sisi komoditas, perlambatan permintaan global dapat menekan harga minyak, batu bara, dan logam. Hal ini berpotensi melemahkan pendapatan ekspor negara penyuplai, termasuk Indonesia.
Meski demikian, ekonomi berbasis konsumsi domestik diprediksi lebih tahan. Negara yang mampu menjaga daya beli masyarakatnya masih punya ruang pertumbuhan meski ekspor terguncang.
Namun, risiko inflasi tetap mengintai. Jika harga pangan global naik bersamaan dengan volatilitas keuangan, bank sentral di banyak negara harus menahan suku bunga tinggi, yang bisa mengurangi ruang bagi konsumsi dan investasi.
Keseimbangan kebijakan menjadi kunci. Koordinasi fiskal dan moneter dibutuhkan agar negara tidak hanya fokus pada stabilisasi jangka pendek, tetapi juga menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang.
OECD menekankan bahwa tanpa langkah perbaikan, kombinasi tarif tinggi dan ketidakpastian kebijakan akan meningkatkan risiko perlambatan yang menyeret ekonomi global menuju resesi teknis.














