JAKARTA, Cobisnis.com – Inventure, Alvara, Ivosights menggelar Indonesia Industry Outlook #IIO2022.
#IIO2022 kali ini mencoba mengungkap perubahan-perubahan yang terjadi di 25 industri/pasar berdasarkan survei yang dilakukan pada akhir Desember 2021 terhadap 770 responden di 10 kota utama di Indonesia dan digital monitoring di media sosial untuk mengetahui sentimen netizen.
Berdasarkan hasil riset terkait industri properti, #IIO2022 berhasil mengungkap bahwa pandemi menjadikan rumah sebagai pusat kehidupan, mulai dari beribadah, bekerja, belajar hingga mencari alternatif hiburan. Oleh karenanya rumah menjadi pusat segala aktivitas, sehingga memiliki rumah atau hunian kian menjadi semakin penting.
Berdasarkan hasil survei Inventure-Alvara, sebagian besar responden yaitu 79% lebih memilih membeli rumah dibandingkan menyewa rumah. Mereka lebih menyukai rumah tapak meski terletak di pinggiran kota dibandingkan apartemen di pusat kota.
Sementara itu, ke depannya, rumah berbasis AiOT atau smart home lebih diminati terbukti dari hasil riset Inventure-Alvara yang mengatakan bahwa 85,3% responden tertarik memilih pengembang yang menawarkan fitur-fitur smart home seperti smart lighting, smart security, dan lain-lain.
Marine Novita, Country Manager dari Rumah.com memberikan insights sebagai pelaku industri terkait perkembangan Properti dalam acara #IIO2022 ini. Berdasarkan hasil refleksinya mengenai dinamika industri sejak tahun 2021 lalu, properti masih bergerak kepada perkembangan yang positif. Terutama dengan bantuan program pemerintah seperti BPHTB 0% dan PPN 0% untuk pembelian di bawah 2 Milyar. Program ini membantu memperkuat atau bahkan meningkatkan daya beli konsumen.
“Pandemi tanpa dapat dipungkiri is tough for everyone dengan level PPKM naik kurun tapi saya melihatnya dari sisi bisnis properti kita menjadi mulai terbiasa. Istilahnya adalah muncul kebiasan new normal untuk bertahan,” ungkap Marine Novita.
Kemudian dengan aktivitas yang bergerak secara online selama pandemi, hal ini tidak mematikan industri properti, akan tetapi pencarian dan pembelian rumah justru beralih atau mengalami shifting melalui online. Informasi mengenai properti misalnya dapat dicari melalui media sosial, website developer langsung, dan dari rumah.com salah satunya.
Perpindahan (shifting) ini terbukti dari laporan kami di rumah.com dimana dari sisi pencarian 37% mengalami kenaikan sejak tahun 2021 lalu. Hal ini menunjukan bahwa untuk setiap konsumen yang memang sudah siap melakukan pembelian tidak mudah tergoyahkan, mereka justru dengan kemauan sendiri melakukan penyesuaian melalui internet. Terbukti dalam kuartal ketiga lalu dalam Property Market Index, ada kenaikan sekitar 23.4%.
Dari sisi adaptasi teknologi dari industri properti juga menjadi lebih pintar dengan pengembangan fitur-fitur yang bisa membantu property-seeker. Informasi mengenai properti yang dijual tidak hanya sekedar foto dan tulisan, tetapi ada fitur 360 misalnya. Melalui fitur ini, pembeli dapat secara virtual mendapatkan experience melihat rumah dari berbagai sisi. Mereka tidak perlu datang ke lokasi tapi dapat merasakan seperti ada di lokasi.
Sementara terkait preferensi hunian akibat pandemi, Marine Novita menjustifikasi temuan tim riset #IIO2022 bahwa hunian rumah tapak lebih diminati dibanding apartemen. Beliau memaparkan alasan lebih mendalam terkait temuan ini utamanya dikarenakan ada pertimbangan terkait kesehatan yang bergerak naik menjadi prioritas pembeli properti. Rumah tapak ini menjadi pilihan yang lebih memungkinkan kepemilikan ruang terbuka pribadi dibanding apartemen. Trend preferensi property-seeker saat ini memang pada hunian yang tidak terlalu padat.
Selain itu, muncul preferensi unik selama pandemi ini dari konsumen properti, yaitu konsep DIY (Do It Yourself) atau membangun sendiri konsep dan interior properti yang mereka beli. Saat ini, preferensi antara membeli rumah yang sudah jadi atau membangun dan mendesain sendiri rumah yang dibeli sedang happening dan berimbang. Diperkuat dengan kondisi bekerja bisa dilakukan dari rumah sehingga sense of belonging terhadap rumah menjadi semakin kuat selama pandemi ini. Mereka kemudian tidak masalah dengan lokasi perumahan di pinggir kota selama masih dapat diakses transportasi umum maupun pribadi dan lingkungan yang sesuai preferensi.
Marine Novita, Country Manager dari Rumah.com lebih lanjut memaparkan poin penting yang perlu diterapkan oleh konsumen properti. Pertama terkait keputusan pembelian, konsumen harus siap melakukan homework, yaitu mencari dengan teliti mengenai stakeholder yang terlibat. Mengenai developer misalnya, mereka perlu mencari tahu portofolio project yang sudah dilakukan dan kerja sama dengan Bank. Kredibilitas kepercayaan Bank menjadi penting untuk menentukan pembayaran/ cicilan bijak untuk dilakukan langsung kepada pengembang atau melalui Bank saja.
Kedua, terkait serah-terima properti dengan pengembang, dari sisi konsumen juga harus memiliki kesadaran untuk memproteksi diri mereka sendiri. Sehingga sejak awal klausul jual-beli harus menjadi pertimbangan utama. Intinya, terutama dengan dibantu akses informasi mengenai properti yang semakin meluas digital, konsumen harus lebih aktif dan detail. Dari sisi developer juga harus mampu beradaptasi dengan situasi sekarang dan memberikan proteksi yang jelas kepada konsumen ini. Sehingga sinergi di dalam ekosistem properti ini berjalan ke arah yang saling mendukung dan membangun satu sama lain.