JAKARTA, Cobisnis.com – Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan reshuffle kabinet pada Senin (8/9) dengan mengganti lima menteri sekaligus. Langkah ini disebut para pengamat sebagai upaya meredam gelombang ketidakpuasan publik sekaligus memperkuat posisinya secara politik dengan menyingkirkan sejumlah menteri yang masih berafiliasi dengan mantan presiden Joko Widodo.
Salah satu posisi paling mencolok adalah pencopotan Sri Mulyani Indrawati dari jabatan Menteri Keuangan, yang kemudian digantikan oleh ekonom Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner LPS. Selain itu, Budi Arie Setiadi digantikan wakilnya Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi, Abdul Kadir Karding digantikan Mukhtarudin di Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, dan Budi Gunawan serta Dito Ariotedjo dicopot dari posisi Menko Polhukam dan Menpora, meski pengganti keduanya belum diumumkan.
Reshuffle ini juga melahirkan kementerian baru, yakni Kementerian Haji dan Umrah.
Menurut analis politik, para menteri yang diganti banyak yang terjerat kontroversi, mulai dari dugaan keterlibatan Budi Arie dalam kasus judi online, hingga isu korupsi dan pergaulan dengan pengusaha bermasalah yang menyeret beberapa nama lain.
Perombakan ini menjadi reshuffle kedua Prabowo sejak menjabat presiden, setelah sebelumnya pada Februari lalu mengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Meski kali ini lebih luas cakupannya, pengamat menilai langkah tersebut masih belum cukup menjawab keresahan masyarakat, terutama terkait masalah ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dianggap membebani rakyat.














