Cobisnis.com – Super Indo, jaringan supermarket nasional terkemuka di Indonesia, memperkenalkan berbagai inisiatif penanganan sampah yang didesain dalam program besar #ZerotoLandfill.
#ZerotoLandfill merupakan salah satu bentuk komitmen bisnis Super Indo yang ramah lingkungan.
Program tersebut dikhususkan dalam manajemen sampah organik yang bisa memberikan nilai dan manfaat bagi masyarakat.
Selain itu, Super Indo juga melakukan penandatangan kerjasama dengan para mitra pengelolaan sampah yaitu FoodBank of Indonesia, Magalarva dan Delta Hijau Abadi yang disaksikan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia serta awak media nasional.
“Saat ini, kita sedang menghadapi masalah penumpukan sampah yang dapat memberikan dampak negative terhadap lingkungan sekitar. Sudah saatnya kita bergerak melakukan penanganan sampah dengan cerdas dan benar-benar memahami bahwa sampah juga bisa memberikan manfaat,” ungkap Johan Boeijenga, Chief Executive Officer Super Indo, pada Jumat 28 Februari 2020.
“Kami di Super Indo menjalankan metode ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah di setiap kegiatan operasional kami. Dan, tentunya ini juga sebagai bentuk dukungan kami kepada pemerintah dalam memerangi sampah,” jelasnya.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun, diperkirakan Indonesia menghasilkan 66-67 juta ton sampah pada tahun 2019.
Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60% dari total sampah.
Sampah plastik menempati posisi kedua dengan 15% dan sampah lainnya terdiri atas kertas, karet, logam, kain, kaca, dan jenis sampah lainnya.
Menurut D. Yuvlinda Susanta, Head of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo, “Dalam bisnis supermarket grocery, sampah organik biasanya dipandang sebagai sampah tanpa nilai sama sekali dan harus langsung dibuang ketempat pembuangan sampah atau TPA.”
“Super Indo dulu memiliki pemikiran yang sama, tetapi sekarang kami percaya bahwa sampah organik tidak boleh dilihat sebagai sumber pencemaran lingkungan yang harus segera dibuang ke TPA atau dibakar di insinerator, karena ini dapat menyebabkan masalah polusi lainnya. Sebaliknya, sampah organik harus dikelola agar bermanfaat dan bernilai,” urainya.
Sejak tahun 2016, Super Indo menjalankan program pengelolaan sampah dengan konsep ramah lingkungan.
Untuk jenis sampah organik, yang secara volume jauh lebih tinggi, Super Indo membuat dua skala prioritas penanganan.
Pertama adalah mengolah sampah organik menjadi produk bernilai, dan kedua memanfaatkan sampah organik untuk kegiatan sosial kemasyarakatan.
Dalam menjalankan prioritas tersebut, Super Indo mengelola tiga jenis sampah organik yang paling banyak dihasilkan dalam kegiatan operasional, yaitu sampah buah, sayur, daging, ikan, minyak goreng bekas, dan produk makanan minuman yang masih baik namun tidak dapat dijual.
“Dalam menjalankan program #ZerotoLanfill ini, tentunya kami tidak bekerja sendiri. Kami dibantu oleh beberapa mitra pengelola sampah yang menangani masing-masing jenis sampah, jelasnya.
Dan untuk menjalankan secara resmi kemitraan tersebut, hari ini kami melakukan MoU Signing dengan para mitra yaitu FoodBank of Indonesia dan Magalarva untuk menjalankan pengelolaan sampah organik agar bernilai dan bermanfaat,” tambah Yuvlinda.
Pengelolaan beberapa sampah yang dijalankan Super Indo bersama mitra Magalarva dan Delta HijauAbadi menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis karena menggunakan konsep circular economy.
Sedangkan yang bersama FoodBank of Indonesia, konsep yang diusung adalah pemanfaat makanan untuk membantu masyarakat prasejahtera dan korban bencana.