JAKARTA, Cobisnis.com – Pada Rabu (26/01/2022) lalu, menjelang Inception Meeting forum Presidensi B20 Indonesia yang berlangsung sejak kemarin hingga hari ini, B20 Indonesia Women in Business Action Council mengadakan diskusi mengenai peranan penting perempuan dalam memajukan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan.
Hadir dalam diskusi ini Shinta Widjaja Kamdani, Chair B20 Indonesia dan Ira Noviarti selaku Chair dari B20 Women in Business Action Council, yang sekaligus merupakan Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk.
Seperti diketahui, B20 adalah engagement group yang mewakili komunitas bisnis di negara G20. Delegasi yang terlibat meliputi posisi eksekutif tingkat tinggi dari perusahaan multinasional besar dan organisasi dari negara- negara G20, mewakili lebih dari 6.5 juta unit bisnis. B20 melakukan pertemuan guna menyampaikan rekomendasi dan kebijakan yang dapat berdampak dan bisa ditindaklanjuti; terkait prioritas yang ditetapkan oleh setiap kepresidenan. Dalam hal Presidensi B20 Indonesia, semua prioritas ditujukan untuk memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang inovatif, inklusif dan kolaboratif.
Women in Business Action Council (WiBAC; baca: ‘wibek’) merupakan satu dari tujuh action council B20 Indonesia yang diberikan mandat dan tanggung jawab untuk mendorong partisipasi, kapabilitas, dan kepemimpinan perempuan di dunia bisnis global. Di tengah komitmen kuat untuk menyatukan komunitas bisnis G20 di bawah satu kesepakatan memulihkan pertumbuhan ekonomi global yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, masalah isu kesetaraan gender masih menjadi sebuah catatan yang perlu dicermati bersama.
Shinta Widjaja Kamdani, Chair B20 Indonesia mengungkapkan, “Sesuai dengan pesan optimis Presiden Joko Widodo di acara serah terima Presidensi B20 lalu yaitu ‘Recover Stronger, Recover Together’, Melalui Group B20 kami berkomitmen untuk mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi global yang inovatif, inklusif, dan kolaboratif. Untuk mencapai tujuan ini, salah satu action councils yang berperan sangat penting adalah ‘Women in Business’, dengan serangkaian prioritas strategis yang dipercaya mampu meningkatkan peranan perempuan di bidang perekonomian – sejalan dengan pencapaian SDGs nomor 5, 8 dan 10 yaitu: kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mempromosikan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara.”
Ira Noviarti, Chair of Women in Busines Action Council menyampaikan “Pandemi COVID-19 telah membawa dampak yang besar bagi kehidupan kita semua, tidak terkecuali bagi upaya kesetaraan gender di ekonomi dunia. Tingkat kesenjangan partisipasi gender di dunia usaha yang telah menurun selama satu dekade terakhir, kembali menunjukkan peningkatan. Kesenjangan ini terus dirasakan oleh pekerja perempuan, misalnya, representasi perempuan di posisi manajerial yang masih lebih sedikit dibanding laki-laki, kesenjangan besaran penghasilan antara perempuan dan laki-laki, serta miniminya peraturan terkait kekerasan terhadap perempuan. Diperlukan rekomendasi dan kebijakan yang bisa diterapkan secara terstruktur untuk menjembatani kesenjangan tersebut.”
Ira menambahkan bahwa WiBAC—yang beranggotakan 151 members business executives dari 26 negara dan 19 industri berbeda—akan berupaya untuk memberikan rekomendasi dan kebijakan yang bisa diaplikasikan di banyak negara.
“Kami percaya bahwa keberagaman para member WiBAC akan memberikan masukan yang bermanfaat dalam menjembatani kesenjangan dan mewujudkan kesetaraan gender dalam ekonomi global.”
Terdapat peluang yang besar bagi pertumbuhan ekonomi global dari terwujudnya kesetaraan gender. Tercatat, beban kerugian secara global yang di timbulkan dari kekerasan terhadap perempuan adalah sebesar $1.5T atau setara 2% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global. Di sisi lain, keterlibatan perempuan yang setara dalam dunia usaha berpotensi meningkatkan ekonomi global sebanyak $2.5T hingga $5T. Keterlibatan perempuan yang setara dalam global ekonomi juga akan mempu meningkatkan pertumbuhan PDB global sebesar $28T.
Namun, meski telah banyak bukti bahwa kesetaraan gender merupakan hal yang penting dan memiliki peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi global, tidak dapat dipungkiri bahwa nyatanya dalam ekonomi global, peran perempuan tetap kurang terwakili. Hal ini dikarenakan masih terjadinya berbagai bentuk diskriminasi dan masih adanya kesenjangan yang signifikan dalam hal kesetaraan gender. Kesempatan yang tidak setara, kurangnya akses keuangan, hukum dan hal teknis, serta gender bias adalah beberapa hal dari sekian banyaknya tantangan yang sering dihadapi oleh perempuan.