Cobisnis.com – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa 5 April 2020 sudah diperkirakan bergerak terbatas seiring variatifnya sentimen yang mewarnai pasar. Para pelaku pasar pun harus selektif dalam melakukan pembelian saham di harga bawah.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas mengatakan, kombinasi menguatnya iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO) sebesar 2,96% dan naiknya harga WTI Crude Oil berpotensi menjadi faktor positif IHSG untuk menguat dalam perdagangan Selasa ini. “Potensi itu terjadi di tengah belum terlihat adanya tanda-tanda penurunan alias terus bertambahnya jumlah korban yang terjangkiti dan tewas di Indonesia,” katanya di Jakarta, Selasa 5 Mei 2020.
Di Tanah Air, Virus Corona sudah menjangkiti 11.587 orang menuju 12.000 orang dengan jumlah yang tewas 864 orang atau menuju 1000 orang tewas dan fatality rate sebesar 7,46% (Worldometers Info).
“Dilain pihak, sentimen negatif datang dari pasar komoditas di mana harga Batu Bara turun 1.81%, crude palm oil (CPO) turun 3,56% dan nikel turun 1,03% sehingga saham berbasis komoditas tersebut rawan terkena profit taking,” papar Edwin.
Mengetahui IHSG berpeluang rebound terbatas di tengah investor asing yang terus membukukan Net Sell di mana secara year to date sudah mencapai Rp19,28 triliun serta secara valuasi cukup banyak saham sangat menarik untuk dibeli, Edwin merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan pembelian di harga bawah alias Buy on Weakness (BoW) atau Swing Trade.
Pelaku pasar, kata dia, dapat fokus atas saham dari Konsumer, Bank, Infrastruktur, Senen dan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dalam perdagangan Selasa ini. “Laju IHSG diperkirakan berada dalam kisaran support 4.565 dan resisten 4.645,” ungkap dia.
Hingga pukul 10.56 WIB, IHSG menguat 38,954 poin (0,85%) ke posisi 4.644,441 dengan angka tertinggi di 4.667,786 dan terendah di 4.605,487. Sebanyak 241 menguat, 155 saham melemah, 158 saham stagnan dan 255 saham tidak ditransaksikan.
Di atas semua itu, Edwin merekomendasikan Buy on Weakness (BoW) saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR).